Info Terbaru

Peringatan 76 Tahun Gugurnya Tan Malaka: Masyarakat Limapuluhkota Desak Pengakuan Negara atas Perjuangan Bapak Republik Indonesia

padangtime.com | Warga Desa Pandam Gadang Suliki, Kabupaten Limapuluhkota, meminta kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Sosial Syaifullah Yusuf untuk mengembalikan gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional kepada Ibrahim Datuk Tan Malaka. Mereka juga mendesak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mencantumkan nama Tan Malaka dalam kurikulum pendidikan di Sekolah Dasar, SMP, dan SMA. Selain itu, mereka berharap Menteri Kebudayaan Fadli menjadikan Rumah Gadang Tan Malaka sebagai Museum Nasional.
Peringatan 76 tahun gugurnya Ibrahim Datuk Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia dan Pahlawan Kemerdekaan Nasional, yang berasal dari Desa Pandam Gadang Suliki, menjadi momen penting. Tan Malaka gugur saat memimpin perang gerilya di Kediri, Jawa Timur. Ben Ibratama Tanur, cicit Sjech Abbas Abdullah, ulama kharismatik Minangkabau, menegaskan bahwa sebagai konseptor Republik Indonesia dan tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan, sudah seharusnya pemerintah menghormati Tan Malaka dengan mengakui statusnya sebagai pahlawan nasional.
Ben Tanur mengingatkan Tan Malaka bukan seorang komunis. Tapi hanya menjadikan Marxisme sebagai alat untuk melawan kolonianisme kapitalisme dan imperialisme yang mencengkram negara terjajah waktu itu seperti Hindia Belanda dan Nusantara.
“Menurut saya beliau seorang nasionalis tulen dan Islam yang taat. Marxisme sebagai pisau analisis untuk melakukan revolusi. Beda itu komunis itu hanya alat,” kata Ben
“Mister Muhammad Yamin menulis Tan Malaka Bapak Republik karena memang Tan Malaka orang pertama yang mencetuskan bahwa bangsa Indonesia kelak akan mendirikan sebuah negara bernama Indonesia. 20 tahun sebelum Indonesia merdeka 1945 tepatnya di Canton menulis sebuah buku Menuju Republik Indonesia (Naar De Republik Indonesia).
“Buku ini menjadi inspirasi pra pejuang kemerdekaan untuk kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah Belanda salah’ satunya Soekarno,” kata Ben Ibratama Tanur.
Akibat cita2nya mendirikan sebuah negara negara’ kolonianisme berang dan mencari Tan Malaka untuk ditangkap hidup atau mati. Bukan hanya Belanda. Tapi juga Inggris, Spanyol, Amerika Serikat juga memburu Tan Malaka untuk ditangkap. Akibatnya Tan Malaka menyamar dengan menggunakan 23 nama samaran.
“Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional Tan Malaka tidak pernah dicabut pemerintah. Di zaman Soeharto nama Tan Malaka memang sengaja ditenggelamkan dengan berbagai fitnah. Gara2 ulah PKI tahun 1965 semua aliran berbau sosialisme pasti dibungkam. Padahal tak ada Tan Malaka dengan komunisme,” kata Ben Ibratama Tanur.
Tan Malaka Institute dan Partai Murba (Proletariat Indonesian Party) dan Yayasan Ibratama (Ibrahim Tan Malaka) yang menginisiasi acara ini meminta pemerintah segera memulihkan nama memenuhi hak Ibrahim Datuk Tan Malaka sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia ”
Surat Keputusan resmi Presiden Republik Indonesia Soekarno Nomor 53 Tahun 1963 tanggal 28 Maret 1963,” tidak pernah dicabut pemerintah sampai sekarang,” kata Ben Tanur pendiri Tan Malaka Institute (Pusat Kajian perjuangan dan pemikiran politik Tan Malaka
“Ini kami sebut Deklarasi Pandam Gadang,” kata Prof Anul Zufri SH MH selaku Ketua panitia Peringatan 76 tahun gugurnya Bapak Republik dan Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia Ibrahim Datuk Tan Malaka.
Acara yang dipandu Budi Febriadi, seorang Tokoh Masyarakat Luak 50 dan pendiri Sakolah Lapau berlangsung khidmat walaupun ditengah gerimis, di halaman museum Rumah Gadang Ibrahim Dt. Tan Malaka, Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Jum’at siang, 21 Februari 2025.
Hadir pada peringatan gugurnya Bapak Republik Indonesia, Tan Malaka yang ke 76 tahun ini. Ben Ibratama Tanur pendiri Tan Malaka Institut, Ferizal Ridwan Mantan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Sunggul Hamonangan Sirait aktivis 98, pratisi hukum dan Fungsionaris Partai Murba, Khairul Apit, politisi dan Mantan Anggota DPRD Limapuluh Kota, Owner Denai TV, Eko Cahyadi, Wali Nagari Pandam Gadang Devi Surya beserta perangkat, Da Indra, ahli waris Dt. Tan Malaka, Ketua Panitia Haul Tan Malaka, Prof. DR. Anul Zufri, SH, Phd dan para tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, pendiri Tan Malaka Institut Ben Ibratama Tanur menyampaikan bahwa, sosok Tan Malaka dan pemikirannya tidak akan pernah hilang sepanjang massa. “Sekarang gen milenial saja GenZ mulai mencari dan coba memahami Tan Malaka. Tan Malaka dikenal sebagai seorang filsuf pejuang, penulis, dan pemikir yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Nagari Pandam Gadang sebuah nagari terpencil di pelosok Limapuluh Kota, Sumatera Barat pada 12 Juni 1894, telah melahirkan seorang pemimpin bangsa, yang nama dan pikirannya menggetarkan dunia, disegani kawan maupun lawan.
“Kenapa bapak saya Alm, Tanur Tunus Datuak Lenggang Maradjo memberi saya nama saya Ibratama (Ibrahim Tan Malaka). Ben Tanur itu nama yang saya tambahkan sendiri. Kenapa Ibratama? karena beliau pengagum berat Tan Malaka akibatnya saya lebih 35 tahun saya berjuang mempelajari sosok pikiran dan perjauangan politik Tan Malaka. Saya Ikut Partai Murba 1999, jadi anggota Panitia Pemilihan Indonesia Pemilu 1999 dan mendirikan Tan Malaka Institute. Baik dari segi perjuangan dan pemikiran politik beliau guru kita,” ujar Chief Eksekutif Officer jaringan Media Online KABARPOLISI MEDIA GROUP.
Ben Tanur menambahkan: Dan ayah saya almarhum tahun 1963 ikut menginisiasi Jalan Tan Malaka dengan panjang lebih 40 KM dari Payakumbuh sampai perbatasan Bonjol Kabupaten Pasaman. Padahal ayah saya seorang syarikat Islam tapi begitu peduli dan kagum dengan Tan Malaka Ayah sempat menemui Mendag Adam Malik, Chairul Saleh Waperdam dan Ketua Umum Partai Murba Sukarni Kartodiwirjo di Jakarta
Sementara itu, mantan Wakil Bupati Liko Ferizal Ridwan menambahkan, kami akan menyampaikan lima hal kekinian tentang Tan Malaka yang belum tuntas.
1. Tentang tuduhan bahwa Tan Malaka komunis, ini tuduhan yang tidak berdasar, dan masih banyak masyarakat yang alergi tentang Tan Malaka. Untuk itu kita akan mengklarifikasi tuduhan tersebut yang telah berurat berakar, kita akan terus perjuangkan pembersihan nama Tan Malaka termasuk ke pemerintah.
2. Tentang gelar kepahlawanan Tan Malaka, menurut kepres RI no 53 tahun 1963 tentang Tan Malaka belum pernah dicabut, jadi sampai saat ini Tan Malaka masih pahlawan Kemerdekaan Indonesia
3. Tentang makam Tan Malaka, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harry Puzle, dan setelah dilakukan tes DNA tahun 2007 dan memang yang dikubur di Selopagung, Kediri adalah Tan Malaka.
4. Terkait warisan dari Tan Malaka yang jadi persoalan sekarang adalah, kalau di Ranah Minang warisan itu mengacu ke ibu sementara di dunia warisan itu mengacu ke garis bapak.
5. Sementara warisan pemikiran Tan Malaka sekarang lagi kita perjuangkan untuk masuk kurikulum pendidikan nasional. Sekarang Rumah Gadang Dt. Tan Malaka sudah kita jadikan museum dan menjadi jagar budaya nasional, dan telah diresmikan Fadli Zon yang sekarang Menteri Kebudayaan.
Ditambahkan, Sunggul Hamonangan Sirait, saya adalah orang Batak dan kristiani dn bercerita tentang Tan Malaka di Ranah Minang, ”
*Hal ini terpicu setelah saya menelusuri biografi Adam Malik yang merupakan keluarga besar kami,” kata lawyer papan atas di Jakarta.
Menurut Sunggul Alumnus Universitas Indonesia
emikiran Adam Malik sangat relevan tentang pemikiran Tan Malaka.
” Saya orang Batak kristiani pula. Berada di Ranah Minang. Ahirnya saya tahu bahwasanya Adam Malik adalah murid dari Tan Malaka. Buku Naar de Republiek Indonesia” (Menuju Republik Indonesia) yang diterbitkan pada tahun 1925 adalah warisan spektakuler dari Ranah Minang, pemikirannya telah melampaui zamannya, namun sayang penghargaan pemerintah belum maksimal terhadap Tan Malaka.
“Kita tidak akan berhenti sampai Dt.Tan Malaka dapat pengakuan penuh dari pemerintah Indonesia,” pungkas aktivis 98 ini.
Hal senada ditambahkan mantan Anggota DPRD Liko, Kairul Apit, disinilah tanah tumpah darah dari Bapak Republik Indonesia, Tan Malaka. Sosok Tan Malaka kita semua sudah mendengar tapi berbicara tentang pemikiran Tan Malaka ini agak sulit, apalagi tentang bukunya Naar Republik (Menuju Repoblik Indonesia 1925) ini menjadi momentum kebangkitan gerakan muda Indonesia, sehingga melahirkan Sumpah Pemuda 1928.
Penutup acara, Budi Febriadi mengatakan, Tan Malaka, sungguh pejuang proletar dan tidak mau berunding dengan penjajah, sampai sebuah konfirasi membunuhnya.
Karena itu narasumber yang hadir dan tokoh masyarakat yang menyaksikan akan dibentuk “Pemulihan Hak Tan Malaka sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Siapa yang peduli silahkan bergabung,” kata Tata Tanur sekretaris panitia.
“Yang jelas tim panitia akan menemui Mensos meminta hak Tan Malaka sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah membicarakan agar nama Tan Malaka dimasukkan dalam kurikulum nasional Sekolah Dasar SMP dan SMA — sebagai pejuang dan pahlawan Nasional,” tegas Ferizal Ridwan mantan wakil Bupati Kabupaten Limapuluhkota yg juga Ketua Yayasan Ibratama (Ibrahim Tan Malaka).
“kita akan berjuang sampai ke atas untuk agenda Pemulihan nama dan Hak Tan Malaka begitu juga kurikulum dan terakhir Museum Nasional yang digagas Bapak Menteri Kebudayaan Fadli Zon,” ujar Khairul Apit mantan anggota DPRD Kabupaten Limapuluhkota dan mantan Walinagari Pandam Gadang (*)
 

Alamat

  1. GAIA Dental Clinic - Veteran Jl. Veteran No. 74 D, Padang Pasir, Kec. Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat 25112 Kontak: 0812 7755 1334
  2. GAIA Dental Clinic - Simpang Haru Jl. Andalas No. 6, Simpang Haru, Kec. Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat 25123 Kontak: 0812 6200 8077
  3. GAIA Dental Clinic - Taluak Ampek Suku Jl. Raya Kapas Panji, Taluak Ampek Suku, Kec. Banuhampu, Kab. Agam, Sumatera Barat 26181
  4. GAIA Dental Clinic - Pekanbaru Jl. Riau No. 26, Kp. Bandar, Kec. Sempalan, Kota Pekanbaru, Riau 28153 Kontak: 0812 3000 2677

Kontak Umum

Email: info@gaiadentalclinic.id

Buku Revormasi - SKB 3 Menteri Digugat Istana Bergoncang - Anul Zufri, SH., M.H., Ph.D. Dapatkan sekarang juga di Shopee! KLIK LINK INI https://id.shp.ee/cuLQLAV
Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Populer