Oleh : Warnida (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas)
PadangTIME.comĀ – Pemilihan investasi yang optimal merupakan issue yang sangat penting pada keuangan perusahaan dan merupakan misi utama dari manajemen senior perusahaan. Keputusan investasi sangat penting karena dapat menentukan arus kas masa depan perusahaan dan profitabilitas yang berpengaruh pada keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, benar atau pun salah keputusan investasi yang dibuat akan secara langsung mempengaruhi sumber pendanaan dan kebijakan dividend perusahaan (Wang et al., 2019). Kesalahan kebijakan investasi ini kemudian akan terefleksi dipasar modal melalui tingkat risiko dan laba perusahaan. Lebih lanjut, Wang et al., (2019) mengungkapkan peningkatan nilai perusahaan pada akhirnya bergantung pada efisiensi investasi perusahaan. Masalah Inefisiensi investasi perusahaan merupakan hal yang umum bagi setiap perusahaan, terutama ketidaksempurnaan pasar modal dan kurangnya perlindungan negara dalam keamanan berinvestasi. Akibatnya, banyak perusahaan tidak berkonsentrasi pada pengembangan ekonomi riil dan meningkatkan daya saing perusahaan, yang dapat memicu gejolak di pasar saham (Wang et al., 2019).
Efisiensi investasi diterjemahkan tidak hanya pada menyetujui peluang yang menguntungkan, tetapi juga menolak untuk berinvestasi dalam proyek yang merugi (Li et al., 2019). Dari perspektif teori agensi dan asimetri informasi, informasi asimetri adalah penentu utama efisiensi investasi (Barbiero et al., 2020). Investor sangat berharap dana yang ditamanamkan perusahaan akan digunakan untuk mendanai projek yang memiliki tingkat pengembalian yang positif, yang dapat meningkatkan kesejahteraannya. Teori menyinggung konsekuensi dari informasi asimetri sebagai saluran yang dapat mempengaruhi efisiensi investasi. Kreditur juga khawatir tentang kepentingan pribadi dalam perusahaan-perusahaan dengan asimetri informasi tingkat tinggi; dengan demikian, mereka akan memaksakan kontrol ketat atas manajer, yang dapat mengintensifkan perilaku konservatif manajer. Akibatnya, asimetri informasi berpotensi memperburuk investasi efisiensi. Literatur sebelumnya juga menegaskan bahwa di pasar efisien semi-kuat, agensi masalah dan asimetri informasi cenderung menyebabkan manajer membuat tidak efisien keputusan investasi (Lai & Liu, 2018).
Salah satu pendorong efisiensi investasi perusahaan adalah kualitas pelaporan keuangan, kualitas akuntansi yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat efisiensi investasi yang lebih tinggi (Gaio et al., 2023). Hubungan ini dijelaskan oleh asimetri informasi yang lebih rendah antara manajer dan investor yang mengurangi konflik keagenan seperti moral hazard dan seleksi yang merugikan, serta biaya modal yang lebih rendah (Bushman dan Smith 2001; Verrecchia 2001). Selain itu, informasi akuntansi yang benar mengarah pada proses keputusan internal yang lebih baik untuk mengidentifikasi peluang investasi terbaik (Bushman dan Smith 2001).
Faktor lain yang dapat menentukan efisiensi investasi adalah struktur kepemilikan perusahaan. Literatur yang ada menunjukkan bahwa masalah keagenan dan asimetri informasi adalah alasan utama untuk keputusan investasi yang tidak efisien. Bentuk kepemilikan dapat mempengaruhi efisisensi investasi perusahaan; telah banyak didiskusikan bahwa pemisahan antara kepemilikan dan kontrol dapat mengarahkan manajer untuk fokus pada pembangunan kerajaan; mereka mungkin terlibat dalam peluang investasi yang melibatkan proyek yang mengoptimalkan tujuan mereka sendiri daripada memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Jensen, M. C., & Meckling, 1976); Shleifer dan Vishny 1997). Oleh karena itu, pemilik ingin meminta pertanggungjawaban manajer atas keputusan investasi mereka untuk memastikan bahwa manajer bertindak demi kepentingan terbaik pemegang saham. Diyakini bahwa kehadiran pemilik institusional dapat mengubah perilaku perusahaan investee mereka melalui aktivitas pemantauan (Velury et al. 2006).
Menurut (Gaio et al., 2023) studi empiris pertama tentang hubungan antara kualitas laba dan efisiensi investasi dilakukan oleh Biddle dan Hilary (2006) kemudian Biddle et al. (2009) melakukan studi yang pertama mengenai efisiensi investasi dalam skenario overinvestment dan underinvestment. Penelitian yang menguji hubungan antara kualitas laba dan efisiensi investasi masih terbatas (Tahat et al., 2022). Penelitian Tahat et al., (2022) menemukan bahwa efek kepemilikan institusional pada kualitas laba dan efisiensi investasi bervariasi pada negara dengan dasar hukum yang berbeda; analisis mereka menunjukkan bahwa interaksi antara kualitas laba dan kepemilikan istitusional melaporkan hubungan positif yang signifikan dengan efisiensi investasi pada negara-negara common law (AS dan Inggris), sementara itu gagal untuk mendukung temuan tersebut untuk negara-negara code law seperti Jerman dan Jepang. Keputusan investasi tergantung kepada ekspektasi terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari investasi. Pada pasar tidak sempurna di mana sudut pandang Keynesian mendominasi, adanya masalah keagenan dan asimetri informasi menyebabkan perusahaan berinvestasi secara tidak efisien (Poursoleyman, et al. (2021).
Pelaporan keuangan bertujuan mencapai alokasi modal yang efisien dan mengurangi penyalahgunaan sumber modal perusahaan. Kualitas pelaporan keuanganĀ dapat meningkatkan keputusan investasi perusahaan dengan mengurangi masalah underinvestment dan overinvestment. Biddle & Hilary (2006) berpendapat bahwa akuntansi berkualitas tinggi dan pembatasan manajemen laba dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dan investor, sehingga meningkatkan efisiensi investasi, dan menunjukkan bahwa informasi akuntansi berkualitas tinggi akan mempengaruhi efisiensi investasi, dan juga menguji bagaimana dampaknya.
Perusahaan yang tidak transparan cenderung tidak efisien dalan berinvestasi. Karena akses perusahaan ke modal eksternal mungkin terbatas atau lebih mahal dengan adanya gesekan informasi ini, memegang kas atau aset yang dapat digunakan kembali sebagai tabungan pencegahan mungkin bermanfaat untuk mencegah distorsi dalam pengeluaran perusahaan. Perusahaan cenderung mengaburkan investasi yang tidak efisien dengan melakukan perilaku opacity. Supaya kinerjanya investasinya terlihat baik bagi ekternal investor.
Temuan penelitian Tahat et al., (2022) menunjukkan bahwa kualitas laba secara statistik dan positif terkait dengan efisiensi investasi. Penelitian tersebut mendokumentasikan bahwa EQ memainkan peran penting dalam mengurangi masalah overinvestment dan underinvestment di mana hubungan negatif secara statistik didokumentasikan antara pengukuran kualitas laba dan variabel over- dan underinvestment. Penelitian Gaio et al., (2023) menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas laba dan efisiensi investasi. Dalam kedua skenario inefisiensi investasi, overinvestment dan underinvestment, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas laba yang dilaporkan lebih tinggi mengurangi inefisiensi investasi.
Pengaruh stuktur kepemilikan terhadap efisiensi Investasi
Menurut teori keagenen, perilaku adverse selection dan moral hazard dapat mendistorsi fungsi alokasi modal pasar modal, meningkatkan biaya modal, dan mempersulit perusahaan untuk mengumpulkan dana untuk peluang investasi yang baik. Hal ini menyebabkan kurangnya investasi dan dapat mengurangi nilai perusahaan. Pemegang saham dapat mendiversifikasi portofolio investasi mereka untuk menghilangkan risiko yang tidak sistematis dan dengan demikian lebih memilih untuk melakukan investasi berisiko untuk memaksimalkan keuntungan mereka. Namun, manajer yang memiliki lebih banyak kekayaan pribadi yang terikat dalam bisnis tertentu lebih cenderung menghindari risiko. Manajer, yang tahu lebih banyak tentang nilai aset perusahaan dan informasi tentang peluang investasi daripada pemegang saham, berada dalam posisi pengambilan keputusan yang lebih baik untuk menolak berinvestasi dalam proyek yang bagus, karena penghindaran risiko pribadi dan asimetri informasi mereka (Cao et al., 2020).
Investor institusional adalah perantara informasi yang secara efektif meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan (Shleifer dan Vishny 1997). Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan institusional yang lebih besar dan fokus jangka panjang lebih cenderung mengeluarkan ramalan. Didokumentasikan bahwa investor institusi adalah pedagang yang lebih aktif daripada investor lain seputar pengungkapan informasi. Mengingat keterlibatan aktif investor institusional dalam tata kelola perusahaan dengan manajer, pengaruhnya dalam mengurangi asimetri informasi, dan peran penting yang mereka mainkan di pasar modal, kami berpendapat bahwa investor institusional dapat mempengaruhi tata kelola perusahaan portofolio mengenai keputusan investasi dan efisiensi investasi (Cao et al., 2020).
Hasil penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa kepemilikan institusional umumnya meningkatkan efisiensi investasi perusahaan (Tahat et al., 2022). Kepemilikan institusional berhubungan positif dengan efisiensi investasi perusahaan, menunjukkan bahwa investor institusi memainkan peran yang efektif dalam mengurangi asimetri informasi dan masalah keagenan, sehingga meningkatkan efisiensi investasi (Cao et al., 2020).
Penelitian terdahulu telah mencatat bahwa terdapat hubungan antara kualitas laba dan efisiensi investasi (Biddle et al. 2009; Tahat et al., 2022; Gaio et al., 2023). Literatur yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan yang tersebar memberi kesempatan kepada manajer untuk terlibat dalam proyek yang memperkaya diri sendiri dan merusak nilai perusahaan, yang pada gilirannya menyebabkan over-investasi dan masalah keagenan lainnya (Velury et al. 2006). Selain itu, tingkat kepemilikan institusional dapat berkontribusi pada efisiensi investasi perusahaan dengan meningkatkan kualitas laba (Tahat et al., 2022). Literatur yang ada juga menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dapat meningkatkan kualitas laba dengan mengurangi insentif untuk mengelola laba karena kepemilikan ini memiliki banyak keahlian dalam memantau perusahaan investasi merekaāsering kali melalui analisis laporan keuangan perusahaan; mereka dapat memantau manajemen dan pada akhirnya meningkatkan efisiensi investasi (Chung et al. 2015). Penelitian ini mengasumsikan bahwa efek kondisional tingkat kepemilikan institusional dapat memperkuat hubungan kualitas laba dnegan efisiensi investasi.