PENULIS : SOSMIARTI, SE, M.SI
PadangTIME.com | Secara administrasi Nagari Sako Pasia talang merupakan bagian dari Kecamatan Sungai pagu, bersama dengan tiga Nagari lainnya Koto Baru, Pasir Talang dan Alam Pauh Duo. Nagari Sako Pasia Talang berbatasan dengan Nagari Pasir Talang di sebelah utara, Nagari Koto Baru di sebelah selatan, Kabupaten Pesisir Selatan sebelah Barat serta Nagari Koto Baru di sebelah Timur.

 Nagari Sako Pasia Talang yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar). Nagari Sako Pasia Talang terdiri dari 4 jorong, antara lain: Jorong Mudiak Lolo Barat, Mudiak Lolo Timur, Mudiak Lolo Selatan dan Jorong Mudiak Lolo Utara. Luas wilayah desa yang dimiliki adalah 80 Km2 (1 Km2 = 100 Hektar) dan luas hutan desa 1 Km2 (1 Km2 = 100 Hektar). Jumlah total penduduk di Nagari Sako Pasia Talang adalah 2013 Jiwa (Laki-laki 1000 jiwa dan Perempuan 1013 jiwa).

Persoalan yang dihadapi Lembaga Pemerintah Nagari/Masyarakat, yaitu kejelasan batas-batas wilayah yang ada di Nagari Sako Pasia Talang, kasus stunting, dan Masyarakat yang tidak memanfaatkan kotoran sapi. Bagi Nagari Sako Pasia Talang, batas wilayah diperlukan karena nagari ini memiliki 4 jorong, antara lain: Jorong Mudiak Lolo Barat, Mudiak Lolo Timur, Mudiak Lolo Selatan dan Jorong Mudiak Lolo Utara. Dengan adanya 4 jorong tersebut maka dibuatlah batas-batas wilayah dengan menggunakan peta. Sehingga, terdapat kejelasan disetiap batas wilayah yang ada di Nagari.

Kasus stanting meskipun tidak banyak tetapi sudah ada ditemukan anak stanting 1 orang. Melihat cara menimbang balita selama ini kurang tepat maka diperkirakan masih ada anak stunting yang tidak terdeteksi di nagari ini.

Rembug Stunting merupakan langkah penting yang dilakukan pemerintah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat.

Pada kegiatan Rembug Stunting ini disepakati bahwa pemerintah desa akan meningkatkan alokasi kebutuhan pendanaan untuk program dan kegiatan terkait dengan percepatan penurunan stunting dalam rancangan APBDes Tahun 2022.

Disamping itu, diadakan diskusi rembug stunting, pihak puskesmas meminta untuk mencari alternatif atau inovasi terbaru agar stunting ini menurun angkanya, oleh sebab itu Mahasiswa KKN menganjurkan untuk :

  • PHBS lebih ditingkatkan

  • FGD ibu hamil ditingkatkan

  • Sosialisasi kerumah khususnya ibu hamil ditingkatkan

  • Membuat makanan tambahan semenarik mungkin dan juga sehat bergizi

Melakukan pembuatan pupuk kompos bersama para petani dan peternak dengan memanfaatkan hasil kotoran sapi yang sudah diolah terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena jumlah kotoran sapi yang ada selama ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, padahal nagari Sako Pasia Talang mempunyai potensi pertanian yang cukup bagus dalam padi dan holtikultura. Dengan merubah kotoran sapi menjadi pupuk kompos maka diharapkan  hasilnya dapatkan dimanfaatkan petani untuk tanaman

. Semua ini dilakukan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Universitas Aandalas ke Kabupaten Solok Selatan selama 32 hari, yang menurunkan 22 orang mahasiswa dari berbagai fakultas ke Nagari Sako Pasia Talang Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan.  Kegiatan yang sudah dilakukan mahasiswa dalam membantu Nagari membangun di sini adalah  sebagai berikut:

  1. Untuk menyelesaikan permasalahan kotoran sapi, dilakukan kegiatan penyuluhan serta pgolahan kotoran sapi menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos yang sudah diolah dapat digunakan untuk media tanam.

  2. Untuk mencegah peningkatan angka stunting di Nagari Sako Pasia Talang dilakukan pendataan status gizi balita. Tujuannya agar permasalahan stunting dapat teridentifikasi dan segera diselesaikan. Pendataan dilakukan sesuai dengan program nasional, yaitu SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) menggunakan aplikasi CSEntry. Selain itu juga dilakukan penyuluhan mengenai nutrisi dan tumbuh kembang anak kepada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat memiliki pengetahuan mengenai pentingnya status gizi pada blita.

  3. Untuk mengetahui batas-batas wilayah Nagari Sako Pasia Talang dilakukan pembuatan peta wilayah dengan tujuan pemerintah Nagari Sako Pasia Talang dapat meningkatkan pembangunan di Nagari Sako Pasia Talang.

Jenis Output yang dihasilkan dari masing-masing solusi tersebut baik untuk pengelolaan pemerintah dan pembangunan Nagari, maupun kapasitas komunitas- komunitas di Nagari

  1. Output yang dihasilkan dari permasalahan kotoran sapi yaitu pupuk kompos. Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dankotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Keunggulan dari pupuk kompos ini adalah ramah lingkungan, dapat menambah pendapatan peternak dan dapat meningkatkan kesuburan tanah denganmemperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia)secara berlebihan. Pembuatan pupuk kompos kotoran sapi ini menjadi hal yang sangat membantu para peternak untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Namun, kurangnya kesadaran peternak dalam pemanfaatan kotoran sapi. Sehingga dapat dijalankan program sosialisasi tata cara pembuatan pupuk kompos kotoran sapi pada peternak di Nagari Sako Pasia Talang.

  2. Output yang dihasilkan dari permasalahan Stunting di Nagari Sako Pasia Talang adalah dengan Pendataan Suervey Status Gizi Indonesia (SSGI) . SSGI adalah bagian dari sistem manajemen pembangunan nasional bidang kesehatan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), data stunting harus tersedia setiap tahun sebagai bahan evaluasi, bahan perbaikan kinerja, bahan penyempurnaan program dan kegiatan, sekaligus bahan penentu kebijakan pada tahun berikutnya.  Tujuan dari output ini adalah Untuk mengetahui gambaran status gizi balita dalam keluarga, dan Merubah status gizi indonesia ke yang lebih baik lagi, atau mengurangi angka stuntng di indonesia khususnya di daerah Solok Selatan yang termasuk zona merah stunting. Pendataan SSGI ini menggunakan aplikasi yang bernama CSEntry.

  3. Output dari permasalahan kejelasan batas wilayah Nagari Sako Pasia Talang yaitu Pembuatan Peta Nagari. Untuk mengetahui batas-batas wilayah Nagari Sako Pasia Talang dilakukan pembuatan peta wilayah dengan tujuan pemerintah Nagari Sako Pasia Talang dapat meningkatkan pembangunan di Nagari Sako Pasia Talang. (pt)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini