Padang TIME.com-Produksi pertanian di Sumbar, ternyata tak punya pengaruh besar dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi (PE). Potensi pertumbuhan bidang pertanian Sumbar hanya 2.82 persen, sedangkan pertumbuhan industri pengolahan justru minus 3,45 persen.
“Karena itu, selain fokus pembenahan pariwisata, Sumbar perlu memperkuat industri hilir agar produk pertanian Sumbar bisa diolah sendiri, tidak dikirim ke luar Sumbar,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Pitono Dalam diskusi dengan Jaringan Pemred Sumbar (JPS), Selasa (28/1/) di aula BPS Sumbar. Lebih lanjut, Pitono, menjelaskan kondisi perekonomian Sumbar tahun 2019.
Struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha triwulan III 2019 (y-o-y) masih tertinggi sektor pertanian yang mencapai angka 22,18 persen. Tingginya PDRB dari sektor pertanian ini hanya menunjang pertumbuhan ekonomi 2,82 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi tertinggi didorong oleh sektor informasi dan komunikasi 10,11 persen dengan PDRB 5,82 persen.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi lainnya berada di sektor akomodasi & makan minum 9,33 persen dengan PDRB 1,43 persen, serta jasa lainnya 8,30 persen dengan PDRB 1,97 persen.
“Sedangkan menurut pengeluaran, struktur dan pertumbuhan PDRB tertinggi konsumsi rumah tangga diikuti PMTB, konsumsi pemerintah, ekspor, konsumsi LNPRT dan impor,” ujar Pitono, didampingi Kabag Tata Usaha, Januarto Wibowo, Kabid Statistik Sosial, Krido Saptono, serta Kabid Neraca Wilayah dan Analisis, Hefinanur.
Sementara itu, perkembangan harga konsumen/inflasi pada dua kota di Sumbar bulan Desember 2019, Kota Padang 0,07 persen dan Bukittinggi 0,01 persen. Sedangkan selama tahun kalender 2019, Kota Padang 1,72 persen dan Bukittinggi 1,31 persen.
“Dari 23 kota IHK di Sumatera, 17 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi Batam, terendah Dumai dan Padang. Sedangkan deflasi tertinggi Medan dan terendah Bukittinggi,” tuturnya.
Terkait Nilai Tukar Petani (NTP) Sumbar Desember 2019 mencapai 97,96 persen. Jumlah ini naik 0,99 persen dari November 2019 yang berada pada angka 96,99 persen.
Persentase penduduk miskin pada September 2019 dibanding September 2018 secara nasional dan Sumbar mengalami penurunan. September 2019, angka kemiskinan di Sumbar 6,29 persen atau 343.090 orang. Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin 5.130 orang, dari 348.220 orang pada Maret 2019. Persentase penduduk miskin juga mengalami penurunan 0,13 persen dari 6,42 persen pada Maret 2019 menjadi 6,29 persen pada September 2019. (PT/Hms Sumbar)