Kota Payakumbuh– Senin, 6 Mei 2024
Tidak hanya di dunia nyata, kejahatan (kekerasan) seksual juga banyak terjadi di dunia maya (online). Dikenal dengan istilah kekerasan berbasis gender online (KGBO), kejahatan ini terjadi atas dasar relasi kuasa gender antara korban dan pelaku di ranah online atau yang menggunakan teknologi digital sebagai medianya.
Untuk mengetahui bentuk dan jenis kejahatan di dunia digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat akan menggelar webinar literasi digital untuk segmen Pendidikan, sekaligus di wilayah Kota Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Kabupaten Tanah Datar, Selasa (7/5) pagi, pukul 09.00 WIB.
Mengusung tema ”Waspada Kejahatan Seksual di Dunia Digital”, webinar yang akan diikuti secara nobar oleh pelajar dari berbagai sekolah itu rencananya menghadirkan tiga narasumber. Yakni, Kepala Seksi SMK Dinas Pendidikan Wilayah IV Iyus, Mahir Institute Partner Ardiansyah, CEO PT Elok Prima Asia Erlan Primansyah, dan Iin Mendah selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera0705. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Senin (6/5).
Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2022 menyebut dalam lima tahun terakhir kasus KBGO terus mengalami peningkatan. ”Pada 2021, terdapat 1.721 laporan kasus KBGO yang masuk ke Komnas Perempuan. Data ini meningkat dari 940 kasus pada 2020, atau terjadi kenaikan sebesar 83 persen,” jelasnya dalam rilis.
KGBO, lanjut Kemenkominfo, juga dapat terjadi bersamaan dengan kekerasan berbasis gender offline. Hal ini dikarenakan korban kekerasan seksual dapat mengalami kombinasi penyiksaan fisik, seksual, dan psikologis, baik secara daring maupun secara luring. ”Untuk itu, perlu waspada saat berada di dunia maya,” jelasnya.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di beberapa wilayah Sumatera Barat ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemenkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
”Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman,” tulis Kemenkominfo.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemenkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)