padangtime.com – Lamborghini adalah salah satu merek mobil super yang paling ikonik di dunia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kisah di balik lahirnya Lamborghini bukan sekadar perjalanan bisnis biasa, melainkan hasil dari sebuah tantangan dan tekad yang luar biasa.
Semuanya berawal dari Ferruccio Lamborghini, seorang mekanik berbakat yang pernah bertugas di Angkatan Udara Italia selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, ia memanfaatkan surplus peralatan militer untuk mendirikan bisnis traktor dengan nama Lamborghini Trattori. Berkat kecerdikannya, bisnisnya berkembang pesat, bahkan merambah ke sektor pemanas dan pendingin ruangan.
Seiring kesuksesannya, Lamborghini mulai menikmati kemewahan dan membeli sebuah Ferrari 250 GT, mobil yang kala itu menjadi simbol prestise. Namun, kepuasannya tak bertahan lama. Mobil tersebut mengalami masalah pada kopling, dan saat ia mencoba berbicara langsung dengan pendiri Ferrari, Enzo Ferrari, ia justru mendapat jawaban yang mengecewakan.
“Masalahnya bukan pada mobilnya, tapi pada pengendaranya!” ujar Ferrari dengan nada meremehkan.
Tak hanya itu, Ferrari bahkan menyarankan Lamborghini untuk tetap fokus pada bisnis traktornya. Merasa diremehkan, Lamborghini bersumpah untuk menciptakan mobil yang bisa menyaingi Ferrari.
Dengan tekad baja, ia mendirikan pabrik mobilnya di Sant’Agata Bolognese dan merekrut mantan karyawan Ferrari, termasuk Giotto Bizzarini, Franco Scaglione, dan Gian Paolo Dallara. Tugas mereka jelas: membuat sebuah mobil GT mewah dengan performa luar biasa yang mampu mencapai 241 km/jam.
Hasilnya? Lamborghini 350GT, yang pertama kali diperkenalkan di Geneva Auto Show pada Maret 1964. Mobil ini menjadi langkah awal dalam persaingan panjang antara Lamborghini dan Ferrari—dua merek yang hingga kini terus berkompetisi di dunia supercar.
Dari sebuah ejekan hingga menjadi legenda otomotif, kisah Ferruccio Lamborghini membuktikan bahwa kegigihan dan inovasi mampu mengubah hinaan menjadi kesuksesan yang mendunia. (*)
