Profitabilitas dan Leverage Pengaruhnya Terhadap Carbon Emission DISCLOSURE

0
2488
Oleh: WARNIDA
Padang TIME  | Penerapan carbon accounting dengan melakukan Carbon Emission Disclosure membutuhkan  biaya  yang besar tetapi manfaatnya akan adanya pengakuan bahwa perusahaan telah berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
Fenomena global warming dan perubahaan iklim mengakibatkan kenaikan suhu dan tingginya permukaan air laut yang berdampak pada manusia dan ekosistem (Bappenas, 2021).
Peningkatan emisi Gas rumah Kaca (GRK) dari aktivitas manusia menjadi penyebab utama global warming dan perubahan iklim terutama dari aktivitas industri (IPCC, 2007). Sektor industri dapat meningkatkan emisi GRK melalui pembakaran bahan bakar fosil dan proses industri yang dijalankan (IPCC, 2014). Menurut data milik International Energy Agency (2021), emisi GRK di tahun 2019 sebasar 33,1 Gt CO₂ dan terus meningkat di tahun 2020 dan 2021 sebesar 34,2 Gt CO₂ dan 36,3Gt CO₂. Dengan 79% emisi GRK merupakan karbon dioksida dengan penyumbang utama dari sektor energi, agrikultural dan manufaktur (IEA, 2022).
Pemerintah Indonesia kemudian mengesahkan Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK). Peraturan ini berisikan rencana aktivitas inti dan pendukung agar dapat mengurangi emisi GRK sesuai target pembangunan nasional. Pada tahun 2012 adanya Protokol Kyoto  yang berisikan komitmen untuk mengurangi emisi GRK sebesar 18% untuk tahun 2012 hingga 2020 (UNFCCC, 2012).
Salah satu implikasi dari Protokol Kyoto yaitu  dengan menerapkan carbon accounting  yang merupakan proses pengukuran dan penetapan target pengurangan emisi karbon. Implementasi carbon accounting dengan melakukan Pengungkapan Emisi Karbon (Carbon Emission Dislosure) sebagai pertanggung jawab terhadap masalah lingkungan sesuai dengan yang diatur oleh PSAK No. 1 dimana perusahaan perlu mengungkapkan tanggung jawabnya terhadap masalah lingkungan sebagai bentuk penyajian komponen laporan keuangan secara lengkap (IAI, 2019).
Indonesia menjadi sepuluh besar penyumbang emisi karbon terbanyak di dunia (International Energy Agency, 2022). Banyaknya peraturan yang menegaskan dan memaksa para perusahaan untuk melakukan Carbon Emission Dislosure terutama di sektor energi (Jannah & Muid, 2014).
Namun, hanya 10% perusahaan manufaktur yang telah melakukan Carbon Emission Discosure (Afni et al., 2018).
Carbon Emission Dislosure memberikan manfaat bagi perusahaan, seperti meningkatkan legitimasi dimata stakeholder karena perusahaan telah bertanggung jawab terhadap lingkungan. Stakeholder dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengelola dan menilai kinerja serta risiko bisnis dari perusahaan (Andrea et al., 2015)
Menurut teori stakeholder entitas bisnis bukan hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri tetapi juga harus memberikan manfaat bagi stakeholder yang berkepentingan secara langsung atau tidak langsung terhadap perusahaan (Soerono et al., 2019)
Profitabilitas berpengaruh terhadap Carbon Emission Disclosure (Al Muoramah dan Wahyono, 2022).
Pada perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi dinilai mampu membayar biaya dan menambah sumber daya manusia tambahan untuk melakukan Carbon Emission Disclosure (Choi et al., 2013).
Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas serta kinerja keuangan rendah lebih fokus berupaya meningkatkan kinerja keuangan sehingga membatasi untuk melakukan Carbon Emission Disclosure. Pengungkapan lingkungan menjadi biaya tambahan yang akan menyebabkan kekhawatiran bagi stakeholder disaat kondisi keuangan kurang baik (Prado-Lorenzo et al., 2009). Di perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi menjadikan Carbon Emission Disclosure sebagai strategi bisnis yang mampu mempengaruhi hubungan perusahaan dengan para stakeholder (Jannah & Muid, 2014).
Leverage berpengaruh signifikan terhadap Carbon Emission Dislosure (Luo et al. 2013  Jannah dan Muid , 2014). Leverage berpengaruh negatif terhadap Carbon Emission Dislosure (Florencia et al, 2021). Kreditur dan para stakeholder lain menggunakan leverage dalam memperkirakan arus kas dan masa depan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage tinggi cenderung fokus untuk melunasi utang beserta bunganya dibandingkan melakukan pengungkapan yang bersifat sukarela.
Perusahaan akan lebih berhati-hati menggunakan dana sehingga menghambat perusahaan melakukan Carbon Emission Dislosure (Luo et al., 2013). Oleh karena itu, perusahaan dengan tingkat leverage tinggi memiliki hambatan secara finansial atau internal untuk melakukan Carbon Emission Dislosure.
Beberapa penelitian mengukur variabel Carbon Emission Diclosure  dengan indeks yang berpedoman pada reques sheet milik Carbon Dislocure Project /CDP (Choi, el al., 2013). Dalam indeks tersebut terdapat 18 item yang selanjutnya setiap item yang diungkapkan diberi nilai 1 dan nilai 0 diberikan jika item tersebut tidak diungkapkan.  Skor penilaian tersebut dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah seluruh item indeks.
 Profitabilitas berpengaruh terhadap Carbon Emission Dislosure. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi menandakan kinerja keuangan perusahaan baik sehingga dinilai mampu secara finansial untuk melakukan Carbon Emission Disclosure, dimana saat kinerja keuangan baik maka perusahaan dianggap mampu membayarkan biaya dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk membuat voluntary report.
Tetapi perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah akan perusahaan lebih fokus pada aktivitas produktif dan efektif yang memberikan peningkatan laba dari pada melakukan Carbon Emission Disclosure.
Leverage berpengaruh signifikan Carbon Emission Dislosure.
Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi menunjukkan perusahaan memiliki tanggung jawab besar untuk membayar utang dan bunganya kepada kreditur dimana hal tesebut dapat menghambat perusahaan melakukan Carbon Emission Disclosure.
 Perusahaan mempertimbangkan  antara manfaat dan biaya sebelum melakukan pengungkapan lingkungan ataupun Carbon Emission Disclosure  karena pengungkapan lingkungan akan meningkatkan biaya operasional perusahaan yang justru mengkhawatirkan bagi kreditur dan stakeholder lainnya. (pt)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini