Pentingnya Dukungan Sosial, Komitmen Organisasi dan Perilaku Kerja Inovatif pada Industri Kreatif Sumatera Barat

0
792

PadangTIME.com – Industri ekonomi kreatif di indonesia merupakan sektor ekonomi yang semakin berkembang pesat. Industri ini melibatkan berbagai bidang yang menggabungkan kreativitas, inovasi, dan keahlian untuk menciptakan produk dan layanan yang memiliki nilai tambah. Industri ekonomi kreatif adalah penyangga dan menjadi tulang punggung pada perekonomian nasional. Kemenparekraf menetapkan ada 17 subsektor industri kreatif diantaranya adalah pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, kuliner, film, animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.

Industri kreatif di Indonesia tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menginspirasi budaya kreatif yang semakin kuat. Pemerintah Indonesia juga telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif, termasuk melalui kebijakan dan program-program yang mendorong inovasi dan ekspor produk kreatif. Di antara undang-undang dan kebijakan yang relevan adalah: Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Hak Kekayaan Intelektual, Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 tentang Perfilman, Rencana Aksi Nasional Ekonomi Kreatif, dan Program dan Inisiatif Pemerintah lainnya seperti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Kreatif, Kreatif Start-Up, dan Kreatif Digital untuk mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif.

Seiring dengan perkembangan industri ekonomi kreatif di Indonesia, industri ekonomi kreatif di Sumatra Barat juga mengalami perkembangan. Berikut beberapa aspek ekonomi kreatif yang berkembang pesat di Sumatra Barat diantaranya adalah kesenian dan budaya tradisional, musik dan seni pertunjukan, pariwisata dan kuliner, desain dan kerajinan, industri film dan media. Sumatera Barat kaya akan keunikan yang menjadi pembeda ekonomi kreatif dengan tempat lainnya. Budaya khas Minangkabau tercermin dalam aspek ekonomi kreatif pelaku industri ini.

Kinerja organisasi industri kreatif di Sumatra Barat dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk dukungan sosial, komitmen organisasi, dan perilaku kerja inovatif. Dukungan sosial dapat membentuk ketahanan mental, dukungan sosial dari rekan kerja, manajer, dan atasan dapat membantu pekerja di industri kreatif untuk mengatasi tekanan dan stres yang seringkali terkait dengan pekerjaan kreatif. Ini dapat meningkatkan ketahanan mental pekerja dan memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada kreativitas dan produktivitas. Selain itu, dukungan sosial dapat meningkatkan kolaborasi antar anggota organisasi. Dengan adanya kolaborasi ini, individu dalam organisasi dapat memperluas wawasan dan ide-ide baru, yang dapat mendukung inovasi.

Selain itu komitmen organisasi juga dapat meningkatkan komitmen terhadap tujuan bersama yang dapat membantu pekerja dalam industri kreatif untuk merasa terikat dan berdedikasi terhadap tujuan dan visi organisasi. Ini dapat memotivasi mereka untuk bekerja dengan lebih giat untuk mencapai kesuksesan bersama. Dengan meningkatnya komitmen organisasi, ini juga berdampak terhadap loyalitas dan retensi karyawan. Tingginya komitmen organisasi dapat membantu organisasi mempertahankan karyawan berbakat, yang mungkin sulit ditemukan di industri kreatif. Ini dapat mengurangi turnover dan biaya perekrutan.

Di dalam industri kreatif, perilaku kerja inovatif juga harus digalakkan karena akan berdampak pada peningkatan kreativitas. Perilaku kerja inovatif mencakup pengembangan ide-ide kreatif dan implementasi solusi baru. Dalam keseluruhan, interaksi antara dukungan sosial, komitmen organisasi, dan perilaku kerja inovatif dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kinerja tinggi dalam industri kreatif. Organisasi yang memahami pentingnya faktor-faktor ini dan bekerja untuk menciptakan budaya yang mendukung kreativitas dan inovasi akan cenderung lebih berhasil dalam memanfaatkan potensi penuh dari tim kreatif mereka.

Penulis:

Ranny Fitriana Faisal
Dosen Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis  Universitas Andalas

bebi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini