Penulis : Prof. Lili Warly, Dr. Evitayani, Prof .James Hellyward, Dr. Suyitman dan Dr. Eli Hasridas.,M.Sc

Padang TIME
, Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Fakultas Peternakan Universitas Andalas dengan program teknologi pengolahan pakan melalui teknik Amoniasi jerami Padi untuk pakan ternak sapi potong telah dilakukan.
Kelompok ternak “ Kubu Sepakat” yang berada di kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah sangatlah luas. Luas areal lebih kurang 55 Ha. Kelompok ini berdiri sejak tahun 1998 dengan beranggotakan 35 orang dan sudah memiliki lebih kurang 12 ekor kambing kacang dan 10 ekor Sapi Simental.
Rendahnya produksi ternak selain disebabkan oleh kurangnya pengetahuan peternak dalam cara pemeliharaan ternak yang benar, juga karena kurangnya pakan ternak berupa hijauan. Jeramipada yang banyak terbuang dapat diolah menjadi solusi kekurangan pakan ternak.
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang potensial penggunaanya sebagai pakan ternak ruminansia karena produksinya setiap tahun terus meningkat sebanding dengan perluasan penanaman padi dan kemajuan teknologi pertanian.
Namun dari jumlah tersebut baru sebagian kecil saja yang di manfaatkan sebagai pakan ternak, selebihnya dibakar atau dipergunakan sebagai pupuk. Kendala utama dalam pemanfaatan jerami padi untuk pakan ternak adalah rendahnya nilai gizi, terutama rendahnya kandungan protein dan palatabilitasnya.
Tingginya kadar serat terutama lignin dan silika mengakibatkan karbohidrat yang dikandungnya sulit untuk dicerna oleh mikroba rumen. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai gizi jerami padi dapat di tingkatkan melalui perlakuan fisik, kimia dan biologis.
Tujuan utama dari perlakuan tersebut adalah untuk membuat bahan lingo-selulosik agar lebih mudah dicerna oleh mikroba rumen sehingga dapat di manfaatkan sebagai sumber energi.
Metoda ini sudah lama dikenal dan terbukti dapat meningkatkan kualitas jerami padi melalui peningkatan kadar nitrogen dan penurunan relative kadar material berserat, meningkatkan daya cerna,  konsumsi dan pertambahan bobot badan ternak.
Urea adalah suatu zat kimia yang dapat di pakai untuk proses amoniasi karena dalam hidrolisanya akan menghasilkan ammonia. Bahan ini selain murah dan mudah didapat, penanganannya oleh para petani sudah begitu familiar.
Namun, satu hal yang akan menjadi kendala dalam pemanfaatan urea untuk amoniasi jerami padi adalah waktu pemeraman yang cukup lama (3 – 6 minggu).
Hal ini disebabkan hidrolisis urea menjadi ammonia dan karbondioksida tergantung pada temperatur dan tersedianya enzim urease.
Dengan demikian penambahan enzim urease dalam proses amoniasi-urea dapat memper-cepat waktu pemeraman dan peningkatan efektivitasnya, sehingga petani dapat dengan segera memanfaatkan jerami padi yang telah diproses untuk ternak pada saat kesulitan hijauan.
Beberapa bahan seperti leguminosa dan kotoran ternak termasuk kotoran ayam dilaporkan mengandung enzim urease yang dapat dipakai sebagai bahan sumber urease dalam pembuatan  amoniasi-urea jerami padi.
Bahan-bahan untuk amoniasi
  1. Jerami padi
  2. Urea sebanyak 4 % dari bahan kering jerami padi (40gram untuk setiap 1 kg bahan kering jerami padi)
  3. Kantong plastik hitam ukuran besar (hitam) atau drum untuk penyimpanan jerami padi
  4. Ember (tempat melarutkan urea)
  5. Gayung (untuk menyiramkan larutan urea)
  6. Timbangan
  7. Tali rafia (tali plastik)
Prosedur amoniasi
  1. Jerami padi dipotong-potong sepanjang 5 – 10 cm kemudian dimasukkan ke drum atau kantong-kantong plastik.
  2. Larutan urea (4 % urea) diperoleh dengan cara melarutkan 40 gram urea dalam 1 liter air. Larutan tersebut kemudian disiramkan secara merata kedalam setiap drum atau kantong plastik dengan menggunakan alat penyiram bunga.
  3. Jerami padi didalam drum/kantong plastik dipadatkan, kemudian segera ditutup rapat dengan 4 lapis plastik atau diikat. Drum-drum/kantong plastik tersebut selanjutnya disimpan didalam suatu ruangan terbuka selama 3-4 minggu. Tempat penyimpanan harus bersih, tidak lembab, tidak kena sinar matahari langsung atau atau air hujan/ rembesan air.
  4. Apabila ingin mempercepat proses pemeraman, maka tambahkanlah kotoran ayam dan diaduk secara merata kedalam setiap drum dengan dosis 15 %/kg bahan kering jerami padi. Waktu pemeraman dapat dipersingkat hanya menjadi 5 hari.
Jerami padi yang telah diamonisi jangan langsung diberikan kepada ternak. Bukalah kantong plastik/drum yang berisi jerami padi amoniasi tersebut dan angin-anginkan 1 hari sebelum diberikan kepada ternak.
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bau menyengat yang berasal dari kelebihan ammonia. Bau ammonia akan mengurangi palatabilitas jerami padi amoniasi. Pemberian jerami padi amoniasi sebaiknya dicampurkan dengan bahan pakan sumber energi seperti molasses, onggok atau dedak padi dalam jumlah yang cukup.
Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal pada ruminansia pedaging, jerami padi amoniasi dapat diberikan sekitar 50 – 60 % dari total ransum dan konsentrat sekitar 40 – 50 %. Mineral dan vitamin perlu ditambahkan pada dosis 1 – 2 % dari ransum.
Anggota Tim Pengabdian yang terdiri dari Prof. Lili Warly, Dr. Evitayani, Prof. James Hellyward, Dr. Suyitman dan Dr. Elihasridas  sudah melakukan pengabdian ini dengan dana DIPA Fakultas Peternakan Unand dengan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (Gambar 1.)
Pelatihan yang telah diberikan meliputi pelatihan pembuata amoniasi jerami padi . Dimana sebelumnya sudah dipersiapakn  materi-materi tentang kegiatan pelatihan yang  diberikan. Melalui quis dan diskusi serta evaluasi.
Hasil evaluasi didapatkan bahwa hampir 70% peternak sudah paham dan mengerti mengenai jerami padi amoniasi sebagai pengganti hijauan yang sulit di dapat. Sehingga masyarakat dapa memanfaatkan limbah industri untuk menopang perekonomian. (PT)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini