PADANGTIME.COM | Sebagai daerah yang rawan bencana, Pemerintah Kota Padang siapkan langkah konkret untuk mengurangi risiko bencana. Dalam penanganan bencana alam, perlunya sinergitas dengan berbagai pihak untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh bencana alam.
Hal ini dijelaskan Kalaksa BPBD Hendri Zulviton, pada Sharing Sesion ‘Kota Padang Bertutur Rantai Peringatan Dini MKG’ di Gedung Bagindo Aziz Chan, Youth Centre, Selasa (6/8/2024).
Ia menjelaskan strategi pengurangan risiko bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Padang meliputi penguatan kebijakan dan kelembagaan, pengkajian risiko, perencanaan terpadu, dan kerja sama kebencanaan.
Langkah-langkah tersebut termasuk uji sistem peringatan dini setiap bulan, pemasangan rambu dan papan informasi, tsunami safe zone, serta uji kelayakan bangunan shelter. Saat ini, mereka juga mengecat marka blue line, memasang 22 sirene, dan mendukung dengan Padang Command Center 112 untuk layanan kedaruratan.
“Kelompok Siaga Bencana (KSB) kelurahan juga melakukan penyuluhan kebencanaan secara ‘door to door’sehingga masyarakat mendapat informasi yang akurat,” katanya.
Di samping itu, Kota Padang hingga saat ini mempunyai sekolah tangguh bencana (Satuan Pendidikan Aman Bencana) dan kelurahan tangguh bencana.
“Pemko Padang juga berkomitmen berkolaborasi dengan BMKG, Kogami dan masyarakat dalam tsunami ready community. Dua kelurahan Kota Padang mendapatkan pengakuan dari UNESCO-IOC sebagai kelurahan siaga tsunami atau Tsunami Ready Community (TRC). Dua kelurahan itu adalah Kelurahan Purus dan Kelurahan Lolong Belanti,” ungkapnya.
Sambungnya, di setiap tanggal 30 September juga diperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Kota Padang yang diperingati sejak tahun 2010 lalu, untuk menumbuhkan rasa dan sikap kesiapsiagaan bencana.
“Kemudian juga digelar ‘Cofee Morning’ setiap bulannya dengan stakeholder dan insan kebencanaan yang membahas isu pengurangan risiko bencana,” paparnya. (MA/Taufik)
bebi