Oleh : Tisna, S.Pd
PadangTIME.com – Seseorang berbohong tentu banyak alasannya, yang jelas berbohong dilakukan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan, namun untuk memperolehnya tidak punya kemampuan, sehingga untuk mempertahankan harga diri atau gensi terpaksa berbohong.
Kata bohong kata yang tak asing lagi di dunia ini, orang sering berbohong disebabkan terpaksa, misalakan saja ceni ( bukan nama sebenarnya), ceni bertanya pada temannya sisi (bukan nama sebenarnya) apakah penampilannya oke ? sisi menjawab dengan spontan ya bagus sekali dan oke bangat, walaupun penampilan sebenarnya kurang strek, namun demi menjaga persahabatan sisi berbohong.
Begitu juga seorang suami yang sering terlambat pulang , sampai di rumah sang istri bertanya kenapa terlambat pulangnya mas? sang suami akan menjawab dengan seribu alasan pada istrinya, ya pekerjaan banyak di kantor , macet di jalan semua jawaban yang disampakan pada istri bukan kejadian yang sebenarnya namun jawaban agar semua keinginan sang suami terwujud.
Lain pula yang dilakukan anak dibawah usia 10 tahun yang sering menangis sepulang bermain, lalu ditanya sama orang tuanya, nak .kenapa menangis? tadi waktu dijalan ditonjok sama teman teman, padahal anak tidak ada ditonjok, kejadian sebenarnya jatuh dari sepedah karena terlalu kencang mengendarai sepedanya. lalu sianak malas pergi sekolah, orang tua bertanya mengapa tidak pergi sekolah nak? sianak menjawab tidak enak badan, kepalah pusing lah , namun yang sebenarnya ada masalah sama guru dan teman- teman di sekolah yang membuat sianak tidak pergi kesekolah.
Saat Berkumpul dengan ibu ibu arisan lain pula persoalan yang ditemukan, saat dilihat seorang ibu yang baru datang dengan nuh percaya diri dengan stelan necis apalagi turun dari mobil Rolls royce dengan perhiasan berlian namun seling waktu kemudian ibu ini tak lagi muncul karena terlibat masalah hukum, lalu konco -konco timbul pertanyaan what happen? tentunya kejadian selama ini tentu berbalik pada kebohongan.
Dalam kehidupan ini banyak terjadi kebohongan disebabkan berbagai alasan.Meskipun kebohongan kita temui di mana-mana, kebanyakan dari kita tidak mahir dalam mendeteksinya. Namun, apa yang akan terjadi jika kita tiba-tiba bisa mengetahui, tanpa ragu, ketika kita sedang dibohongi?
Mekanisme teknologi atau psikologi yang mampu mengaktifkan keahlian baru yang mustahil ini tidak perlu terlalu dipikirkan. Justru, yang lebih penting adalah peran kebohongan yang sering diabaikan dan tak dianggap dalam hidup kita.
Banyak peneliti yakin manusia mulai berbohong kepada satu sama lain segera setelah mereka menciptakan bahasa, terutama sebagai cara untuk menjadi lebih unggul.
“Berbohong itu sangat mudah dibandingkan dengan cara-cara lain untuk mendapatkan kekuasaan, perhatian .
Berbohong sangat berlawanan dengan hati nurani , bagi yang tidak beiasa melakukan kebohongan, maka hatinya akan mengalami kegelisahan, karena hati yang diberikan Allah adalah bersih dan suci, namun apabila dinodai dengan kebohongan maka hati tersebut akan merasa sakit dan gelisah.
Dari dulu kita mendengar atau membaca buku bahwa berbohong adalah suatu perbuatan dosa, orang tua sering mengatakan kepada anak-anaknya dan guru kepada murid-muridnya. berbohong adalah suatu perbuatan dosa yang dapat membawa pelakunya ke neraka. Jadi perbuatan bohong wajib untuk di hindari. Namun mengapa berbohong masih tetap dilakukan ? (tisna) .
PI