Oleh : Firdaus
PadangTIME.com | Standar akuntansi memberikan tiga tujuan pelaporan keuangan, yang pertama pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan potensial investor, kreditor serta pengguna lain untuk membuat keputusan yang rasional berkaitan dengan investasi, kredit dan keputusan yang sejenis dengan itu.
Tujuan kedua adalah melaporkan informasi yang berkaitan dengan sumberdaya bersih perusahaan dan perubahan sumberdaya tersebut, serta tujuan ketiga menyatakan bahwa informasi yang dilaporkan harus dapat digunakan dalam memprediksi aliran kas masa depan.
Laporan arus kas merupakan salah satu informasi yang dihasilkan dari proses akuntansi. Pelaporan keuangan tidak lagi menitik beratkan kepada proses penyusunannya akan tetapi berubah menjadi kepada kegunaan informasi yang dihasilkan.
Apakah informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan berguna bagi pengguna? Penelitian akan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut
Laporan keuangan yang wajib dilaporkan perusahaan public adalah laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas (saldo laba ditaha) dan dilengkapi dengan catatan atas laporan keuangan.
Pengguna utama laporan keuangan adalah dua kelompok, yaitu investor dan kreditor, karena kedua kelompok inilah yang tertarik dengan jumlah, waktu dan ketidakpastian aliran kas masa depan dibandingkan kelompok lain (Wolk, 2017).
Sebagai salah satu laporan keuangan wajib, arus kas harus dapat menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan.
Selain itu laporan keuangan juga berguna untuk memprediksi dan pertanggungjawaban, demikian pula dengan laporan arus kas. Sehingga, perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan dengan kebutuhan pengguna utama tersebut.
Beberapa kegunaan arus kas untuk pengguna antara lain bagi investor, kreditur, karyawan dan lembaga pemeringkat antara lain.
Investor tertarik pada arus kas sebagai masukan ke dalam model investasi mereka untuk memungkinkan mereka memutuskan imbalan yang berkaitan dengan dividen dan kembalian modal dari investasi mereka.
Kreditur tertarik pada solvabilitas perusahaan tempat mereka bertransaksi bisnis dan karyawan tertarik pada keamanan kerja dan masalah kelangsungan hidup perusahaan tempat mereka bekerja.
Lembaga pemeringkat juga tertarik pada going concern dan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya saat jatuh tempo. Arus kas dapat dianggap sebagai informasi pelengkap untuk Laba karena analisis kombinasi dari keduanya dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada menganalisis laba saja.
Laba, juga kadang-kadang disebut sebagai laba bersih, adalah penjumlahan dari pendapatan tunai bersih dan pendapatan kredit bersih, yang terakhir didasarkan pada penjualan kredit kepada pelanggan dan belum dibayar, tetapi diharapkan akan diselesaikan dengan uang tunai di kemudian hari.
Jumlah kredit yang diberikan kepada pelanggan berpotensi diabaikan tanpa informasi arus kas dan ini dapat menyesatkan investor tentang risiko yang berkaitan dengan kekurangan uang tunai di perusahaan. Selain itu, arus kas secara langsung mengukur kemampuan operasional perusahaan untuk memenuhi komitmen keuangannya sehari-hari (Li, dkk, 2015)
Davis (2015) menjelaskan sejarah penelitian menggunakan informasi arus kas, ketika laporan Arus kas baru dikenal, contoh perusahaan yang menggunakan informasi arus kas untuk keputusan investasi kembali ke abad kesembilan belas.
Sebelumnya penelitian mulai menyelidiki hubungan antara laba dan arus kas di tahun 1960-an dan terus melakukan penelitian berkaitan dengan relevansi nilai dari laporan arus kas dan dengan menggunakan metode penyusunan tidak langsung versus langsung pada arus kas operasi.
Akhirnya, pada tahun SFAS No. 95 menyatakan perusahaan perlu menyiapkan laporan arus kas dalam satu set laporan keuangan. Sampai saat in laporan arus kas tetap penting dalam literatur.
Beberapa penelitian terakhir diantaranya dilakukan Machoto dan Areneke (2021) yang melakukan penelitian mengenai asimetri dalam sensitivitas arus kas dari kas menggunakan sampel perusahaan Afrika yang belum banyak dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas arus kas asimetris positif dan negatif untuk perusahaan dengan arus kas positif dan negatif.
Asimetri ini lebih jelas untuk perusahaan yang mengalami kendala keuangan, sehingga dengan arus kas negatif harus menghemat sementara keuangan mereka sebaliknya dengan arus kas positif perusahaan menyimpan proporsi yang lebih tinggi dari arus kas operasinya.
Temuan ini sejalan dengan literatur dari negara maju, tetapi besaran dan asimetri sensitivitas arus kas dari kas jauh lebih tinggi karena perusahaan Afrika menghadapi akses terbatas ke keuangan eksternal.
Sprenger & Lazareva, (2021) menguji bagaimana tata kelola perusahaan perusahaan yang tidak terdaftar di Bursa negara berkembang mempengaruhi kendala pendanaan, yang diukur dengan sensitivitas investasi terhadap arus kas.
Untuk mengevaluasi kualitas tata kelola perusahaan, peneliti mengembangkan dua tata kelola perusahaan indeks berdasarkan survei skala besar terhadap perusahaan Rusia – satu untuk perlindungan pemegang saham dan satu untuk transparansi.
Hasil utamanya adalah perlindungan pemegang saham yang lebih baik mengurangi sensitivitas arus kas investasi, terutama di perusahaan dengan pemilik pengendali dari luar. Interpretasi dari temuan adalah bahwa perlindungan pemegang saham yang lebih baik mengurangi kendala pembiayaan bahkan di lingkungan dengan tingkat perlindungan investor yang rendah.
Kami kemudian menyelidiki apakah efek perlindungan pemegang saham berbeda antara perusahaan dengan satu pemilik mayoritas di luar (non-pemerintah) dan perusahaan dengan kepemilikan yang kurang terkonsentrasi.
Itu estimasi menunjukkan bahwa efek mitigasi perlindungan pemegang saham pada ICFS berasal sepenuhnya dari perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi.
Beberapa penelitian terakhir ini, berkaitan dengan keputusan investasi perusahaan. Banyak penelitian dengan data arus kas ini mendasarkan pada teori pecking order, yaitu teori yang berkaitan dengan pemilihan sumber pendanaan, dimana setiap pemilihan sumber dana akan menyebabkan cost of capital tersendiri.
Sebenarnya masih banyak cakupan penelitian yang menggunakan informasi arus kas, seperti kajian corporate governace, manajemen laba dan return saham.
(pt)
PI