Padang TIME | SOLOK – Kehadiran Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah membawa berkah bagi peternakan sapi Moosa Edufarm, Solok (27/5/2023).
Pasalnya, inovasi pengembangbiakan MOET (Multiple Ovulation Embryo Transfer) dan Genetic Screening dari peternakan tersebut berhasil, bahkan salah satu dari anak sapi hasil inovasi tersebut lahir bersamaan dengan momentum kedatangan Gubernur Mahyeldi.
Dalam kesempatan tersebut, sambil bergurau Direktur Commercial Moosa Edufarm, Deddy Fachruddin Kurniawan meminta kesediaan Gubernur Mahyeldi untuk memberikan nama pada anak sapi tersebut.
Menyikapi permintaan tersebut, Gubernur Mahyeldi merespon dengan senyuman sambil menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuan.
“Bismillahirahmanirrahim, Sapi ini saya beri nama si “Guntal” (Gunung Talang),” ucap Mahyeldi spontan.
Terlihat pihak Moosa Edufarm, menyambut baik pemberian nama tersebut dengan langsung melakukan pencatatan kedalam sistem.
Tidak hanya itu, setelah memberikan sebuah nama, Gubernur Mahyeldi juga menjadi orang pertama yang memberikan susu kepada anak sapi yang baru lahir. Ia mengaku senang, bisa menyaksikan secara lansung keberhasilan dari inovasi yang dilakukan oleh pihak Moosa Edufarm.
“Alhamdulillah, peternakan lokal kita sudah bisa dan berhasil melakukan inovasi dibidang pengembangbiakan ternak. Ini capaian yang membanggakan, semoga peternakan lain dapat segera mengikuti apa yang telah dilakukan disini,” harapnya.
Mahyeldi mengatakan, pihaknya sangat membuka diri terhadap investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di Sumbar, terutama untuk sektor yang berkaitan lansung dengan kebutuhan masyarakat, seperti daging dan susu.
Ia menilai, dari segi geografis, alam Sumbar cocok untuk menjadi lokasi peternakan, baik itu sapi maupun hewan ternak lainnya. Karena kebutuhan pakan alami, juga tersedia banyak diberbagai tempat di Sumbar.
“Saat ini, kita sedang fokus mendorong pertumbuhan investasi pada bidang-bidang yang berkaitan erat dengan kebutuhan pangan masyarakat seperti daging dan sejenisnya, tujuan kita agar bisa menekan ketergantungan akan daging impor, sekaligus untuk mendukung program pemerintah pusat yang mencanangkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia,” jelasnya
Sementara itu, drh. Deddy Fachruddin Kurniawan Direktur Commercial yang didampingi oleh Prof. Dr. drh. Arief Boediono, Ph.D Direktur Repro Breeding Moosa Edufarm mengatakan peternakan ini telah berdiri semenjak tahun 2019, dengan total luas sebesar 28 hektar.
“Kami di Moosa Edufarm memiliki inovasi yang mengombinasikan teknologi termutakhir dalam industri perkembangbiakan, MOET (Multiple Ovulation Embryo Transfer) dengan Genetic Screening,” terang Deddy Fachruddin.
Teknologi tersebut, berhasil memberikan persentase tingkat kehamilan yang lebih tinggi dari donor pilihan (sperma dan telur) dan memungkinkan peternak untuk mendapatkan hasil dengan kualitas tinggi.
“Apalagi, jika suasana dan suhu dilokasi peternakan mendukung, kualitas hasilnya akan semakin baik,” ungkapnya.
Selanjutnya, Prof. Arief Boediono juga menjelaskan, inovasi ini adalah sebuah terobosan besar dan baru pertama kali dilakukan di Indonesia, yakni di Moosa Edufarm Lubuk Selasih, Alahan Panjang, Solok. Dengan lokasi yang berada pada ketinggian 1200mdlp.
“Meski baru pertama kali dilakukan di Indonesia, kita bersyukur karena berhasil melakukannya,” ungkap Prof Arief.
Selanjutnya, Gubernur Mahyeldi beserta rombongan berkeliling untuk meninjau lokasi peternakan Moosa Edufarm. (adpsb)
PI