PAINAN – Upaya pelestarian dan pengembangan plasma nutfah lokal kini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Bupati Hendrajoni menegaskan bahwa dua jenis ternak khas daerah, yakni Jawi Pasisia dan Itik Bayang, akan dikembangkan sebagai bagian dari strategi memperkuat ekonomi lokal berbasis peternakan.
Menurutnya, kedua plasma nutfah tersebut merupakan kekayaan genetik yang belum tergarap optimal. Padahal, dari sisi performa dan karakteristik, keduanya memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan.
“Jawi Pasisia itu khas, berpotensi besar jadi ternak unggulan kita. Kita ingin berkolaborasi dengan IPB agar pengembangan ke depannya berbasis riset dan teknologi,” kata Hendrajoni, Jumat (11/4/2025).
Sementara itu, Itik Bayang yang berasal dari Kecamatan Bayang juga dinilai sangat menjanjikan. Warna telurnya yang hijau serta tingkat produksi yang tinggi menjadikan unggas ini layak untuk ditingkatkan budidayanya.
“Ciri khas telur Itik Bayang sangat menarik untuk dikembangkan secara komersial. Kita ingin masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi nyata dari sini,” tambah Hendrajoni.
Untuk mendukung pengembangan, Bupati meminta Dinas Pertanian dan OPD terkait segera menyusun kajian teknis komprehensif, dengan melibatkan perguruan tinggi dan balai penelitian peternakan.
“Ini tidak bisa asal-asalan. Kita butuh pendekatan ilmiah agar pengembangannya berkelanjutan dan benar-benar memberikan hasil,” tegasnya.
Bupati juga mendorong pemanfaatan teknologi bioteknologi peternakan dalam proses pemuliaan dan perawatan. Ia berharap dalam waktu dekat, Jawi Pasisia dan Itik Bayang tidak hanya dilestarikan sebagai kekayaan lokal, tetapi juga diakui sebagai ikon daerah dan pendorong pertumbuhan ekonomi sektor peternakan. (PT)