“Pada jam 05.13 WIB dan pada jam 10.00 WIB dengan intensitas dan jarak lintas yang lebih berkurang dari yang kemarin,” terang dia.
Andiani menjelaskan bahwa awan panas ini terbentuk akibat penghancuran kubah atau lidah lava. Menurutnya, hal ini merupakan karakteristik dari Gunung Semeru.
“Kejadian awan panas guguran pada Gunung Semeru pada tanggal 4 Desember 2021 sebetulnya kejadian ini sudah dimulai sejak tanggal 1 Desember 2021. Saat itu terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara,” pungkasnya. (al)