AYO MEMBACA !!

BERITA TERBARU

BUNDO KANDUANG DALAM EKOLOGI EKONOMI HIJAU

Oleh: Leli Sumarni (Dosen FEB Univ. Andalas)

Padang TIME.com – Keberlanjutan telah menjadi agenda utama pembangunan global selama beberapa waktu. Mengingat isu-isu lingkungan hidup yang mendesak saat ini, seperti perubahan iklim, upaya mendorong “ekonomi hijau” telah muncul sebagai strategi pembangunan yang penting secara global. Ekonomi hijau meningkatkan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial sekaligus menurunkan risiko lingkungan secara signifikan.

Dalam istilah yang paling sederhana, perekonomian hijau digambarkan sebagai perekonomian yang rendah karbon, hemat sumber daya, dan inklusif secara sosial. Lapangan kerja dan perolehan pendapatan dalam ekonomi hijau didorong oleh investasi publik dan swasta dalam kegiatan, infrastruktur, dan aset yang memungkinkan emisi karbon dan polusi lebih rendah, efisiensi energi dan sumber daya yang lebih baik, serta perlindungan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.

Istilah bundo kanduang merupakan sebutan populer bagi perempuan Minangkabau. Secara fungsional diartikan sebagai perempuan senior atau ibu sejati dalam keluarga matrilineal di Minangkabau. Sosok bundo kanduang mempunyai sifat keibuan dan kepemimpinan, mampu membedakan baik dan buruk, halal dan haram, harus berilmu dan mempunyai sifat yang dapat diteladani.

Bundo kanduang mempunyai kepribadian yang kuat, bijaksana dan adil, serta mampu secara lahir dan batin dalam mengambil keputusan yang benar dan adil. Karena sebagai seorang ibu yang selalu mendidik anak-anaknya dengan baik dan harus menjadikan rumah tangga dan keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama. Pendidikan pertama kali diberikan oleh ibu. Bundo kanduang dalam hal ini sangat menentukan pola dan warna generasi yang akan dilahirkan dalam rumah tangga dan keluarga. Seorang bundo kanduang harus menjadi teladan dan menjaga sifat-sifat yang baik, antara lain: jujur, cerdas, pandai bicara, ramah tamah, santun, santun, berbudi luhur, dan pemalu. Bundo Kanduang juga merupakan sosok yang sangat menentukan kehidupan moral dan harkat dan martabat sebuah keluarga atau umat.

Sebagai perantara keturunan, ibu kandung juga mempunyai tugas utama dalam membentuk dan menentukan karakter anak yang menjadi keturunannya. Bundo kanduang sebagai pusek jalo kumpulan tali bermakna sosok ibu mempunyai kedudukan sentral yang sangat menentukan keberhasilan anak di kemudian hari. Oleh karena itu bundo kanduang harus mempunyai ilmu.

Peran bundo kanduang sebagai istri atau pembangun kesejahteraan keluarga, sebagai pembina generasi muda dan sebagai pembangun manusia dalam masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan dalam posisinya sebagai istri dan ibu dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam membekali generasi muda dengan segala kebutuhan untuk mampu menjadi pembangun bangsa. Seorang istri dan ibu yang sehat jasmani dan rohani, cerdas, terampil dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan dalam menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati menjalankan tugas sebagai istri dan ibu, menjalani kehidupan yang disiplin, menanggung penderitaan, ketekunan. , Keuletan, kesabaran merupakan sumber kekuatan bagi terwujudnya ketahanan nasional yang dimulai dari kehidupan berkeluarga. Sebaliknya, jika perempuan sebagai istri dan ibu tidak memiliki persyaratan tersebut, maka keluarga akan berantakan dan menjadi penyebab utama timbulnya penyakit sosial dan permasalahan masyarakat.

Peran bundo kandung dalam pilar ekologi sangat jelas terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tradisi agama dan budaya, perempuan seringkali dianggap dekat dengan alam; dunia dilambangkan sebagai ibu-wanita. Alam dipersonifikasikan sebagai seorang wanita, Ibu Pertiwi. Secara khusus pandangan yang paling sering muncul adalah alam sebagai Ibu yang memelihara bumi, memberi kehidupan namun juga mengambilnya kembali.. Fakta sosial dan budaya mempengaruhi gaya hidup keluarga, menjadikan perempuan mempunyai peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pengaruhnya dalam mendidik keluarga dapat mengarah pada gaya hidup “hijau” atau sadar lingkungan. Perempuan mampu memobilisasi komunitas lokal untuk membantu melestarikan lingkungan secara praktis dan konkrit. Kedekatannya dengan lingkungan membuat kelompok perempuan dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menjadi pengawas di tingkat akar rumput.

Bundo kanduang dan keluarga tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengelola “roda keluarga”, perempuan tidak lepas dari fasilitas yang menyertainya, antara lain air, sumber energi, dan pangan. Mulai dari kegiatan persiapan hingga akhir kegiatan, perempuan dalam keluarga tidak lepas dari permasalahan air, sumber energi, pangan dan pendidikan. Sangat wajar bagi perempuan untuk melindungi air, sumber energi, makanan dan pendidikan keluarga, untuk menjamin kelangsungan hidup keluarganya.

Penulis Leli Sumarni 

Dosen  Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Andalas 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini