PadangTIME.com – Terkait pengembangan dan pengadaan vaksin Covid-19, Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan positif.
Diungkapkan dalam dalam pidato di sesi khusus Majelis Umum PBB membahas respons Covid-19, Jumat (4/12/2020), dirinya menekankan pemerataan vaksin, termasuk untuk negara miskin.

“Cahaya di ujung terowongan semakin terang. Vaksin harus dibagikan dengan setara sebagai barang publik global, bukan sebagai komoditas swasta yang hanya akan memperlebar ketidaksetaraan serta menjadi alasan lain yang membuat beberapa orang semakin tertinggal,” katanya.

Program ACT-Accelerator WHO, diungkapkan Tedros, untuk mempercepat pengembangan dan pendistribusian vaksin secara merata harus ditunjang dengan pendanaan yang besar.

Setidaknya WHO membutuhkan USD4,3 miliar segera sebagai peletak dasar bagi pengadaan dan pengiriman massal vaksin Covid-19 serta USD23,9 miliar untuk keperluan yang sama di 2021.

Tedros juga mengungkapkan bahwa kurang dari 1,5 persen dana USD11 triliun paket stimulus yang diumumkan oleh G20. Soal pendanaan untuk program ACT-Accelerator, Sekjen PBB Antonio Guterres juga mengajukan permohonan serupa saat membuka sesi khusus Majelis Umum PBB pada Kamis, pekan lalu.

Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, Guterres frustasi dan ingin melihat investasi jauh lebih tinggi yang bisa dilakukan banyak negara. Kepala badan anak-anak UNICEF Henrietta Fore mengatakan, negara-negara miskin akan sulit menyediakan vaksin bagi setiap warga karena harganya terlalu tinggi.

UNICEF biasanya mendistribusikan 2 miliar dosis vaksin setiap tahun. Pada masa pandemi ini, UNICEF akan melipatgandakannya pada tahun depan. (nz)

bebi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini