Padang TIME – Bank Indonesia mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2021 lalu turun sebesar USD415,0 miliar atau turun sekitar 0,6% (mtm). Ini lebih baik dibandingkan dengan April 2021 sebesar USD417,6 miliar.
Pencapaian tersebut didorong oleh penurunan posisi ULN pemerintah. Secara tahunan, ULN Mei 2021 tumbuh 3,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9% (yoy).
Mengutip data keterbukaan BI, Jumat (16/07/2021) posisi ULN Pemerintah di bulan Mei 2021 tercatat sebesar USD203,4, menurun 1,3% (mtm) dibandingkan dengan posisi ULN April 2021. Hal ini mendorong perlambatan pertumbuhan tahunan ULN pemerintah menjadi sebesar 5,9% (yoy) dibandingkan dengan 8,6% (yoy) di bulan April 2021.
Penurunan ini terjadi seiring dengan pembayaran Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman dalam valuta asing yang jatuh tempo di bulan Mei 2021. Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.
Adapun penarikan ULN dalam periode Mei 2021 tetap diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8% dari total ULN pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2%), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor konstruksi (15,4%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (12,6%).
Posisi tersebut relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total yang ada.
Sementara itu untuk pertumbuhan ULN swasta pada Mei 2021 tercatat 0,5% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 1,4% (yoy). Hal ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan menjadi 2,3% (yoy) dari 4,5% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Di sisi lain, kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan berkurang menjadi sebesar 6,0% (yoy), dari bulan sebelumnya sebesar 9,0% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada Mei 2021 tercatat sebesar 208,7 miliar dolar AS, relatif stabil dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya.
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan, dengan pangsa mencapai 76,7% dari total ULN swasta. ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 77,1% terhadap total ULN swasta.
Untuk itu, ULN Indonesia pada Mei 2021 dinilai tetap terkendali, tercermin dari rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 37,6%, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,9%.
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 88,5% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. (da/pt)
bebi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini