PadangTIME.com – Perusahaan otomotif listrik asal Amerika Serikat, Tesla, segera memberikan proposal terkait rencana investasinya di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan besok rencananya perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla mengirimkan proposal investasi ke pemerintah Indonesia.
Apa sektor yang bakal digarap Tesla di Indonesia?
Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik (Electric Vehicle/ EV Battery) Agus Tjahajana mengatakan, pihaknya masih melakukan sejumlah negosiasi dengan beberapa calon mitra untuk menggarap industri baterai kendaraan listrik.
Dari proses penjajakan calon mitra untuk gelombang satu terdapat 7 grup perusahaan yang memenuhi kriteria, diantaranya CATL, LG Chem, Samsung, Tesla, Panasonic.
Menurut Agus, Tesla merupakan salah satu calon mitra yang aktif melakukan komunikasi dengan tim. Saat ini pihaknya masih mempelajari ketertarikan Tesla dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.
“Mengenai Tesla, kita sudah mencari tahu dan sedang mempelajari mereka mau masuknya ke mana karena baru masuk belakangan. Dari pembicaraan kemarin yang kami tangkap, Tesla ingin masuk ke ESS (Energy Storage System),” ujarnya dalam diskusi, Rabu (3/2/2021).
Sementara calon mitra lain, yakni CATL dan LG masih dilakukan negosiasi terkait kepastian bahan baku komponen baterai. Menurut Agus, mereka butuh jaminan bahwa bahan baku tersedia hingga puluhan tahun untuk keberlangsungan bisnis mereka ke depannya.
“Mereka ingin terjamin bahan bakunya ada selama berproduksi. Saya kira itu sesuatu yang wajar karena takutnya 10 tahun bahkan 20 tahun akan habis sehingga mereka ingin memastikan bahan baku cukup supaya investasinya tidak sia-sia,” jelas Agus.
Agus menambahkan, pada tahun ini Indonesia Battery Holding (IBH) akan fokus menyelesaikan pengembangan penggunaan ESS melalui PT PLN (Persero). Selanjutnya, di tahun 2022 akan mulai memproduksi baterai dengan kapasitas kecil untuk motor listrik.
“Untuk yang besar kita harapkan selesai tahun 2024,” ungkapnya.
CEO Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) Pertamina Heru Setiawan mengatakan, pihaknya akan terlibat dari proses pembuatan prekursor, katoda, sel baterai, hingga battery pack. Pertamina juga akan membangun pabrik baterai dengan kapasitas sebesar 140 GW.
“Ekspektasi kita bisa sampai 140 GW dan kita harapkan akan menjadi global supply chain dan akan menyuplai produsen-produsen mobil listrik di seluruh dunia baik itu Amerika, Eropa, dan Asia Pasifik,” tuturnya. (PT/IDX)
bebi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini