Pelanduk Kancil Terancam Punah, Upaya Penyelamatan Terus Dilakukan di Pesisir Selatan

    0
    1589
    padangtime.com | Keberadaan pelanduk kancil (Tragulidae) yang semakin terancam punah kini menjadi perhatian serius di Kabupaten Pesisir Selatan. Spesies yang dikenal sebagai satwa terkecil di dunia ini kini menghadapi ancaman serius akibat perburuan liar yang kian meningkat. Meskipun demikian, ada harapan di tengah ancaman tersebut berkat upaya pelestarian yang dilakukan oleh Kelompok Peduli Lingkungan Konservasi Penyu Amping Parak, sebuah komunitas lingkungan yang aktif melakukan konservasi di Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan.
    Beberapa waktu lalu, kelompok konservasi ini berhasil menemukan dan menyelamatkan seekor pelanduk kancil yang terjebak di kawasan hutan mangrove. Keberhasilan ini menandakan bahwa, meskipun jumlahnya menurun, pelanduk kancil masih bisa ditemukan di alam liar dan memiliki peluang untuk bertahan hidup dengan upaya yang tepat.
    Haridman, seorang penggiat konservasi dari kelompok tersebut, menjelaskan bahwa pelanduk kancil—atau yang dikenal dengan nama lokal “napua”—merupakan pelanduk terkecil di dunia. Dengan panjang tubuh hanya sekitar 20 hingga 25 cm dan berat antara 1,5 hingga 2 kg, pelanduk kancil memiliki tubuh yang mungil dan menyerupai kelinci. Ciri khasnya adalah tengkuk yang berwarna coklat kemerahan dan bagian perut yang putih dengan garis oranye kecokelatan yang sempit. Keunikan bentuk tubuh dan warnanya membuatnya mudah dikenali, namun juga rentan menjadi sasaran perburuan liar.
    Perburuan untuk diambil dagingnya yang terkenal lezat dan renyah telah menjadi ancaman terbesar bagi pelanduk kancil. Hal ini diperburuk oleh kurangnya pemahaman tentang status konservasi spesies ini. Meskipun telah ditemukan di beberapa kawasan hutan mangrove, populasi pelanduk kancil di Indonesia masih sangat terbatas. Data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) menunjukkan bahwa pelanduk kancil masih termasuk dalam kategori Data Deficient, yang artinya informasi tentang jumlah dan distribusinya belum cukup untuk menilai status konservasi spesies ini dengan akurat.
    Pentingnya Data untuk Strategi Konservasi Ketidakpastian mengenai status pelanduk kancil membuat upaya konservasi menjadi tantangan tersendiri. Tanpa data yang akurat mengenai populasi dan persebaran spesies ini, sulit untuk merancang strategi perlindungan yang efektif. Namun, peraturan Pemerintah Indonesia yang mencantumkan pelanduk kancil dalam daftar spesies yang dilindungi memberikan harapan baru.
    Sebagai langkah perlindungan, pelanduk kancil telah dimasukkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan dan Kehutanan Republik Indonesia No. P 106/MENLHK/SETJEN/KUM Hidup.1/12/2018, yang mencakup jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi. Peraturan ini bertujuan untuk mengatur perlindungan terhadap spesies langka seperti pelanduk kancil, namun peraturan saja tidak cukup jika tidak diikuti dengan pengawasan dan tindakan nyata di lapangan.
    Kelompok Peduli Lingkungan Konservasi Penyu Amping Parak telah melakukan berbagai langkah nyata untuk menjaga kelestarian pelanduk kancil. Selain menyelamatkan pelanduk kancil yang terjebak, kelompok ini juga mengedukasi masyarakat sekitar tentang pentingnya melindungi spesies yang terancam punah ini.
    Pentingnya Kerjasama Semua Pihak Haridman berharap bahwa upaya konservasi yang dilakukan oleh kelompoknya dapat menjadi contoh bagi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam melindungi pelanduk kancil. “Kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kelestarian hewan yang hampir punah ini. Selain itu, kami juga mengimbau agar pihak berwenang memperketat pengawasan terhadap perburuan liar yang mengancam keberadaan pelanduk kancil,” ujar Haridman.
    Langkah nyata yang dilakukan oleh Kelompok Peduli Lingkungan Konservasi Penyu Amping Parak, meski sederhana, adalah kontribusi yang sangat berharga bagi kelestarian pelanduk kancil dan keanekaragaman hayati lainnya. Tanpa dukungan dari masyarakat lokal, pemerintah, dan pihak terkait lainnya, upaya konservasi ini mungkin tidak dapat menghasilkan perubahan yang signifikan.
    Harapan di Tengah Ancaman Penyelamatan pelanduk kancil bukan hanya tentang melindungi satu spesies, melainkan tentang menjaga keseimbangan ekosistem yang lebih besar. Kawasan hutan mangrove yang menjadi habitat alami pelanduk kancil juga memiliki peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan kestabilan lingkungan. Dengan harapan bahwa upaya konservasi ini bisa menginspirasi lebih banyak orang, Haridman dan kelompoknya terus bekerja tanpa lelah demi keberlanjutan hidup pelanduk kancil di alam liar. (*)
    * 
    https://www.semenpadang.co.id/id

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini