MENINGKATKAN KUNJUNGAN ULANG MELALUI  PENGALAMAN BERWISATA YANG MENGESANKAN,  PENTING KAH ?

0
649

Oleh: Verinita

          (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univ.Andalas)

PadangTIME.com – Indonesia merupakan negara kepulauan  yang memiliki daya tarik wisata yang beragam seperti  wisata alam berupa keindahan alam, beragam wisata kuliner, wisata budaya dan wisata sejarah. Salah satunya adalah Provinsi Sumatera Barat yang juga memiliki daya tarik wisata  seperti keindahan alam, kuliner, dan warisan sejarah.

Berdasarkan  data kunjungan wisatawan  domestik  tahun 2020 ke beberapa kota dan kabupaten di Sumatera Barat menunjukkan angka yang meningkat seperti yang terjadi di kota Padang yaitu mencapai 2.621.929. Jumlah wisatawan domestik mengalami tren peningkatan dari triwulan II 2020. Jumlah wisatawan domestik tercatat membaik dari 71,4% di triwulan III 2020 menjadi 59,5%  pada triwulan IV 2020. Peningkatan tersebut sejalan dengan pemulihan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat karena era new normal. Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya wisatawan kategori  wisatawan domestik saat hari besar nasional (Dinas Pariwisata Sum-Bar, 2021).Keadaan ini terjadi saat era new normal dan di harapkan untuk keadaan  normal tahun 2022 ini kunjungan wisatawan  semakin meningkat.

Pariwisata merupakan jasa hospitality yang sangat rentan dengan perubahan perilaku konsumen.  Karena itu  upaya  untuk menciptakan pengalaman yang positif  dan mengesankan  (memorable tourism experience ) di benak  wisatawan  menjadi upaya yang harus dilakukan  agar memiliki keunggulan bersaing. Penelitian Kim dan  Ritchie (2013)  mengungkapkan bahwa Memorable Tourism Experience  yang terdiri dari tujuh  komponen pengalaman yang tidak bisa dilupakan oleh wisatawan  ternyata  mempengaruhi niat kembali  berkunjung  kembali ke destinasi  dan turut berpatisipasi pada  kegiatan pariwisata  tersebut. Hal ini sejalan dengan  pendapat Kim, Ritchie dan McCormick (2012) yang mengatakan wisatawan berkesan dengan pengalaman dan akan berpengar pada niat berkunjung di  masa depan, seperti niat untuk mengunjungi kembali dan mengikuti kegiatan yang sama. Dan mengklasifikasikan memorable tourism experience ke dalam tujuh subvariabel  yaitu  hedonism,  yang merupakan pengalaman wisatawan berkaitan dengan perasaan. Yang kedua adalah Novelty yaitu perasaan psikologis dari hasil kebaruan berdasarkan pengalaman baru yang dirasakan , unik, pengalaman yang berbeda dari pengalaman sebelumnya dan pengalaman terhadap sesuatu yang baru. Yang ke tiga adalah local culture  adalah  belajar tentang budaya lokal, termasuk cara hidup penduduk serta bahasa lokal. Ke empat refreshment, melepaskan diri dari kebosanan dan mencari kesendirian, atau relaksasi, dengan melibatkan diri dalam pengalaman perjalanan destinasi.  Ke lima adalah meaningfulness adalah perasaaan yang dialami wisatawan yang penuh makna ketika berwisata di suatu destinasi.Yang ke enam yaitu Involvement, tingkat keterlibatan seseorang dengan pengalaman wisata dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengingat dan mendapatkan kembali pengalaman masa lalu dengan jelas. Yang ke tujuh adalah knowledge  yaitu  adanya keinginan wisatawan yang ingin mempelajari sesuatu hal baru dan mengembangkan  keterampilan baru yang merupakan hasil dari pengalaman pariwisata yang mereka kunjungi.

Berdasarkan konsep teori dinyatakan bahwa memorable tourism experience berperan penting  kepada niat berkunjung kembali ke destinasi wisata yang pernah dikunjungi tersebut. Tetapi berdasarkan hasil  penelitian Tim Peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang terdiri dari Verinita, Syuryatman Desri, Musnaini dan Ranny Fitriana Faisal, ternyata dari tujuh subvariabel yang diteliti hanya tiga  yang berperan  penting dalam meningkatkan niat berkunjung kembali ke destinasi wisata  di provinsi Sumatera Barat. Hal ini berarti  pengaruh dari mendapatkan pengalaman wisata yang baru, unik dan berbeda dengan pengalaman sebelumnya  sangat  kecil  terhadap niat berkunjung kembali   ke destinasi wisata. Begitu juga dengan  refreshment  tidak  berpengaruh penting dalam meningkatkan niat berkunjung kembali.Hal ini berarti  bahwa wisatawan merasakan  terbebas dari rutinitas sehari  hari saat berwisata ternyata berpengaruh  kecil  pada pembentukan niat berkunjung kembali. Demikian juga pada subvariabel  involvement  dan knowledge yang  kecil pengaruhnya kepada niat berkunjung kembali.  Hal ini berarti bahwa keterlibatan  dan partisipasi  wisatawan serta pengetahuan  mengenai  destinasi wisata  memiliki  pengaruh  yang kecil kepada niat berkunjung kembali ke destinasi wisata  di provinsi Sumatera Barat.

 

Keadaan ini mengindikasikan bahwa  untuk meningkatkan niat berkunjung kembali ke destinasi wisata, pemerintah provinsi Sumatera Barat  harus mengoptimalkan  dan meningkatkan pengalaman berwisata yang mengesankan melalui  menciptakan  atmosfir wisata yang benar benar menciptakan pengalaman wisata yang  menyenangkan (hedonism). Hal ini dapat dilakukan  melalui peningkatan layanan wisata yang hospitality dari semua stakeholder yang terlibat di sektor pariwisata. Meningkatkan pengalaman wisata yang  tidak terlupakan dapat dilakukan melalui menciptakan kesan yang baik  dan menjadi tuan rumah  yang ramah  dan sadar wisata  sehingga meningkatkan keingintahuan   wisatawan  untuk mengenal budaya local  (local culture). Demikian juga  dengan menciptakan   aktifitas dimana wisatawan tersebut  merasa melakukan  sesuatu yang berarti dan penuh makna selama mengunjungi destinasi wisata di Sumatera Barat.Hal ini juga dapat dioptimalkan melalui peningkatan kualitas destinasi wisata yang menjadi  kunjungan  terfavorit   wisatawan yaitu Jam Gadang, Lembah Harau dan Kawasan Mandeh sebagai peringkat satu, dua dan tiga berdasarkan hasil survei yang sudah dilakukan. Dan menempatkan kota Padang, Kota Bukittinggi dan Kabupaten Limapuluh Kota sebagai kota/ kabupaten tujuan utama untuk berlibur bersama keluarga.(PT)

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini