PadangTIME.com – Seorang pemuda di Dusun Klampok, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban menjadi jutawan setelah sukses membudidayakan hewan jangkrik. Dari budidaya serangga itu, Lilik Setiawan, meraup Rp6,3 juta per pekan.
Lilik menuturkan, budidaya jangkrik atau cliring baru digelutinya 1,5 tahun lalu. Saat itu, Lilik terlecut melihat teman-temannya pehobi burung kesulitan mendapatkan pakan jangkrik alam.
Dia lalu belajar ke peternak jangkrik di Tulungagung. Setelah ilmunya dirasa cukup, Lilik kemudian memberanikan diri membudidayakan jangkrik dengan memanfaatkan lahan kosong di samping rumahnya.
“Ya, awalnya enggak sengaja. Di Tuban kan banyak orang memelihara (burung) Murray Batu. Pakannya jangkrik dan di toko kadang ada kadang enggak ada. Saya jadi kepikiran untuk beternak jangkrik,” katanya, Minggu (21/3/201).
Setelah enam bulan membudidayakan jangkrik, Lilik baru mulai merasakan manfaatnya. Dari hasil budidaya itu, Lilik mengaku meraup omzet ebesar Rp6,3 juta per pekan. Lilik bahkan kewalahan melayani permintaan pasar.
“Saat ini, saya baru punya 21 boks kayu berisi jangkrik. Tiga boks untuk jangkrik indukan dan 18 boks lainnya untuk pembesaran jangkrik yang siap dipasarkan,” katanya.
Lilik pun sedikit membagikan resep budidaya jangkrik. Tahap awal, bahan yang diperlukan adalah kotak kayu dari triplek, pelepah pisang dan rak bekas telur sebagai rumah jangkrik. Sedangkan untuk pakannya, menggunakan pakan ternak ayam yang di haluskan terlebih dulu dan sayuran segar untuk minum jangkrik.
Dalam membudidayakan jangkrik, kata Lilik, proses kawin, bertelur hingga bisa dipanen memerlukan waktu 40 sampai 50 hari.
“Untuk biaya perawatan, saya mengeluarkan biaya Rp2,1 juta per minggu,” katanya.
Sementara ini, jangkrik alam hasil budidaya Lilik hanya dijual untuk para pelanggannya di Tuban. Namun, ke depan Lilik akan terus mengembangkannya bersama keluarganya agar usaha ini bisa terus berkembang. (pt)
bebi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini