Beberapa Daerah Di Sumbar Optimis Keluar dari Status daerah Tertinggal

0
3047

Advetorial Pemprov Sumbar 

19 Februari 2019 

PadangTIME.com – Pemerintah Provinsi Sumatra Barat memprioritaskan tiga kabupaten di daerah itu segera lepas dari status daerah tertinggal. Ketiganya adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, dan Solok Selatan.

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan sangat yakin untuk keluar dari status daerah tertinggal dan daerah miskin di Sumatera Barat , hal ini sudah merupakan visi dan misi ” utama Pemkab Solok Selatan.
Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, optimistis keluar dari status daerah tertinggal 2019, sebab saat ini peringkat daerah itu sudah di bawah 20 dari 122 kabupaten/kota tertinggal seluruh Indonesia.

“Pencapaian visi dan misi utama kami adalah keluar dari status daerah tertinggal dan pengurangan angka kemiskinan, mudah-mudahan target ini bisa tercapai karena saat ini peringkat Solok Selatan sudah dibawah 20 besar”, kata Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria, di Padang Aro,

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria mengatakan berbagai program pemerintah sudah berhasil memenuhi indikator agar bisa keluar dari status daerah tertinggal. Salah satunya pengurangan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran di Solok Selatan yang hasilnya sudah cukup bagus.

Pada 2017, angka kemiskinan sudah turun menjadi 7,21 dari sebelumnya 7,52 pada 2015 dan angka pengangguran pada 2015 sebesar 6,30 turun menjadi 5,54 Tahun 2017.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria menjelaskan banyak program-program yang telah diupayakan untuk mengurangi angka kemiskinan, salah satunya adalah Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kemen-PUPR.

Solok Selatan sendiri mendapat bantuan program ini sebanyak 641 unit rumah pada 2017 dan 2018 sebanyak 798 unit rumah dan 53 unit dari DAK.

Sedangkan indikator di bidang kesehatan dan pendidikan, terutama dalam peningkatan angka harapan hidup dan lama sekolah juga mengalami peningkatan.

Rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah Kabupaten Solok Selatan meningkat dari 7,98 dan 12,37 Tahun 2015, menjadi 8,00 dan 12, 68 pada Tahun 2017.Sedangkan sektor kesehatan yaitu angka harapan hidup meningkat dari 66,64 pada 2015 menjadi 5,54 pada 2017.

“Berbagai fakor itu sangat penting dalam memenuhi target kami untuk keluar dari status daerah tertinggal pada 2019,”

“Membangun dan memajukan ekonomi masyarakat di kabupaten ini, menjadi cita-cita besar kami sebagai Kepala Daerah. Visi misi “Sejahtera dan Religius” Itu sudah menunjukkan hasil yang positif dan ngka kemiskinan serta pengangguran tiap tahun terus mengalami tren penurunan dan ini menjadi modal besar keluar dari ketertinggalan,” kata Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria didampingi Wabup Abdul Rahman saat perayaan HUT Solok Selatan ke-15.

Wakil Gubernur Sumatera Barat menyebutkan bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai memang perlu mendapatkan perhatian lebih. Tingkat kemiskinan masih sangat tinggi di kabupaten ini. Potensi perikanan tangkap masih belum optimal karena mayoritas masyarakatnya bekerja dengan sistem lahan berpindah (bercocok tanam).

Dirjen PDT dan Wakil Gubernur Sumatera Barat sepakat bahwa perlu dilakukan penyiapan SDM untuk mengelola perikanan tangkap. “Kabupaten Kepulauan Mentawai banyak udang dan lobster”, jelas Bapak Nasrul Abit. Beliau juga menjelaskan bahwa saat ini Kabupaten Kepulauan Mentawai menghasilkan banyak pisang. Seolah sepemikiran dengan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Samsul Widodo menyampaikan bahwa beliau mendapat informasi bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai akan panen raya pisang sekitar November 2018. Dirjen PDT dan Wakil Gubernur Sumatera Barat sepakat untuk coba kembangkan pengelolaan pisang di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dirjen. PDT menyebutkan bahwa komoditas pisan ini dapat diolah untuk dijadikan tepung pisang. Saat ini beliau sedang mencari investor untuk mendukung pengelolaan pisang ini.

Sisten Pemerintahan dan Otoda, Devi Kurnia yang turut hadir dalam perayaan Hut Solok Selatan itu menyebutkan, semua aktor pembangunan daerah itu diharapkan lebih giat lagi membantu perwujudan visi misi kepala daerah. Devi juga mengapresiasi hubungan antar lembaga pemerintahan di Solok Selatan yang kian harmonis.

“Tahun 2013 lalu, ketika saya hadir di sini pada waktu Paripurna, terus terang suasananya “mencekam” dan dinamikanya sangat tinggi. Alhamdulilah sekarang ditemui suasana yang sangat kondusif. Tadi selama Bapak Bupati berpidato, saya perhatikan suasananya sangatlah cair dan penuh keakraban,” ujarnya.

Capaian prestasi Solok Selatan selama 2018 cukup banyak diantaranya kabupaten itu didaulat untuk pertama kalinya sebagai daerah cukup Peduli HAM oleh Kementerian Hukum dan HAM, pada pertengahan Desember lalu.

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menyebutkan akan menargetkan mengeluarkan tiga daerah itu lepas dari status tertinggal. “Harapan Pemprov Sumbar dari tiga daerah di Sumbar harus lepas dari status daerah tertinggal pada 2019,”
Nasrul Abit mengatakan pembangunan infrastruktur di daerah tersebut masih tertinggal, begitu juga tingkat pendidikan, akses kesehatan, dan pendapatan ekonomi masyarakat.
Nasrul Abit mengatakan masyarakat di Pulau Sinyau-Nyau, Kabupaten Kepulauan Mentawai sama sekali belum menikmati listrik, infrastrutkut jalan raya, maupun fasilitas publik lainnya. Untuk kegiatan ekonomi, masyarakat setempat umumnya masih menerapkan sistem barter, karena sulitnya membawa hasil produksi ke luar daerah. Potensi daerah ini sangat besar, yakni pengembangan kopra, dan potensi perikanannya, karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Pemprov Sumbar membantu masyarakat setempat peralatan tangkap, agar produksi ikannya meningkat serta bisa dijual ke Sikakap. Apalagi, pemda setempat berencana menjadikan Sikakap sebagai pelabuhan perikanan.Nasrul juga mendorong partisipasi semua pihak untuk mendukung pengembangan tiga daerah tersebut agar segera lepas dari status daerah tertinggal. (red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini