PadangTIME.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat sepanjang tahun 2018 mencapai 5,14 persen.Berdasarkan data, jumlah tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan 2017 sebesar 5,07 persen, melambat dibanding tahun 2017 sebesar 5,29 persen, sedangkan dari sisi produksi kinerja lapangan usaha pertanian yang merupakan kontributor terbesar dalam perekonomian Sumatera Barat mengalami pertumbuhan dari 3,40 persen tahun 2017 menjadi 3,46 persen pada 2018.
“Ini menunjukkan trend yang baik, karena dibandingkan beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 menunjukkan peningkatan,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan persnya.
Catatan BPS menunjukkan pertumbuhan 5,29 persen itu merupakan yang tertinggi sejak 2014. Pada 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,01 persen, 2015 sebesar 4,88 persen, 2016 sebesar 5,03 persen, dan 2017 sebesar 5,07 persen.
Ia menilai, pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,17 persen itu merupakan pencapaian yang baik di tengah ekonomi global sepanjang tahun tersebut.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, sumber pertumbuhan ekonomi pada sepanjang 2018 adalah industri pengolahan (0,91 persen), disusul perdagangan (0,66 persen), konstruksi (0,61 persen), pertanian (0,49 persen), dan lainnya (2,50 persen).
Adapun menurut pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen adalah konsumsi rumah tangga sebesar 2,74 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,17 persen, konsumsi pemerintah 0,38 persen, dan lainnya 0.87 persen.
“Pengeluaran konsumsi rumah tangga tertinggi pada kelompok restoran dan hotel, transportasi dan komunikasi, serta kelompok kesehatan dan pendidikan,” jelas Suhariyanto.
Ia juga menambahkan bahwa ekspor barang tumbuh melambat seiring dengan perlambatan pertumbuhan volume perdagangan dan ekonomi global,serta perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang utama.
Sedangkan impor tumbuh lebih cepat seiring peningkatan permintaan domestik.Seiring dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen itu, menurut Kepala BPS Dr. Suhariyanto, juga terjadi kenaikan pada sisi pendapatan per kapita. .
“Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan 2017 sebesar 5,07 persen”
Oleh Ocky Anugrah Mahesa pada Wednesday, 06 February 2019 jam 15:00:08 WIB
Grafik pertumbuhan ekonomi dari tahun 2011 hingga 2018 (Setkab)
Tercatat pada 2017 pendapatan perkapita penduduk Indonesia mencapai Rp56 juta atau 3.927 dollar AS, yang berarti lebih tinggi dibanding 2019 (Rp51,9 juta/3.876,3 dollar AS).Sementara pendapatan per kapita 2016 tercatat Rp47,9 juta atau 3.603,6 dollar AS (tisna)