Padang TIME | SDN Sukun 3, Kota Malang, Jawa Timur, tengah berduka
atas meninggalnya Wahaf Efendi, 44 tahun, bersama istri dan anaknya. Sekolah memasang bendera setengah tiang. Seluruh guru dan 333 siswa menggelar doa bersama, Rabu 13 Desember 2023.

Sejak dini hari, Kepala Sekolah SD Sukun 3 Kota Malang Sri Mursinah menyapa rekan-rekan dan orang tuanya sambil mengucapkan terima kasih kepada mereka yang datang menyampaikan belasungkawa.

Sri berkali-kali menyeka air mata. Mulutnya tercekat mengingat sosok Wahaf. “Tadi seluruh siswa berdoa bersama. Saya syok, Pak Wahaf itu orangnya sangat istikamah, rajin beribadah. Saya tidak percaya seperti ini. Semua teman-teman juga tidak percaya,” tegasnya.

Sri mengatakan mendiang Wahaf ialah guru sejak 2006 yang diterima PPPK tahun 2019 bidang studi matematika dan guru kelas 5 di SD setempat. Mendiang memiliki dua anak perempuan kembar yang masih SMP.

Namun, kematian Wahaf selain mengejutkan juga penuh misteri. Sri mengatakan pada Senin, 11 Desember 2023, sempat berfoto bersama keluarga besar guru saat acara mengembalikan rapor siswa. Ternyata, itu momen terakhir berfoto bersama Wahaf.

“Terakhir ketemu Senin, beliaunya izin jam 09.00 WIB mau menjemput anak. Saya bertanya jam segini kok mau dijemput, tidak seperti biasanya. (Mendiang) hanya senyum,” tegasnya.

Sri seakan masih belum bisa menerima prestasi guru prestasi itu begitu cepat. Sebab, Wahaf seperti tak pernah ada masalah. Mendiang juga tidak pernah bercerita masalah pribadi, termasuk hutang sekalipun.

Saat meninggalkan siswa yang masih belajar di kelas, mendiang sempat berpamitan pada guru kelas 5 lainnya, Titik. Begitu juga Mulyadi, petugas keamanan sekolah, sempat berkomunikasi dengan mendiang mau kemana. “Dijawab akan menjemput anak.”

Setelah itu, Wahaf tak kembali ke sekolah. Lalu, keesokan harinya muncul kabar duka. Menurut Sri, Wahaf merupakan guru teladan karena pernah membawa sekolah memenangkan kompetisi sains Jawa Bali. Mendiang rajin beribadah, rutin salat duha bersama siswa saat mengawali proses belajar mengajar. Salat zuhur pun selalu berjamaah. Kadang-kadang pulang sakit hari ketika guru lainnya sudah pulang lebih dulu.

“Orangnya komunikatif, tapi tidak pernah membicarakan masalah apa pun,” ujarnya.

Hingga saat ini, meninggalnya guru tersebut masih sangat mengejutkan. Polisi sedang menyelidiki penyebab kematian karena motif ekonomi. Kasat Reskrim Polresta Malang AKP Gandha Syah Hidayat menyatakan, sebelum meninggal, guru ini terlilit utang karena sempat meminjam uang ke sejumlah orang. Terkait dugaan utang piutang, polisi masih mendalami ponsel milik yang bersangkutan.

“Sudah dimintai keterangan tujuh orang saksi, kesimpulan sementara motifnya karena masalah ekonomi. Tapi terus kita dalami,” kata Gandhi.


Almarhum meninggal bersama istri dan anaknya yang berusia 12 tahun di salah satu kamar sebuah rumah di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Selasa 12 Desember 2023.

Sedangkan putri sulungnya yang juga berusia 12 tahun masih hidup karena diminta tidur di kamar lain. Kejadian ini terungkap setelah sang anak meminta bantuan warga untuk membukakan kamar ayahnya. Di ruangan itu ditemukan dua orang tewas, namun Wahaf yang berlumuran darah sempat dilarikan ke rumah sakit namun akhirnya meninggal dunia.

Saat olah TKP, polisi menemukan tulisan di kaca rias yang diduga tulisan tangan almarhum, yakni ‘Kak, jaga dirimu baik-baik. Papa, mama, adik pergi dulu. Menurut Uti, Kung, Bibi dan Paman. Belajar dengan baik. Uang Papa Mama untuk pemakaman menjadi satu cintamu kakak’. (pt)

bebi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini